PERBANDINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( AUSTRALIA DAN INDONESIA )
PERBANDINGAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
( AUSTRALIA DAN
INDONESIA ) Ikwal Septiana Rahim
Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agama Islam
IAI Al-Khoziny Sidoarjo
Email: ikwalseptianarahim@gmail.com
Australia
memiliki keragaman beragaman terdapat beberapa keyakinan
beragama seperti Kekristenan,
Menyatakan tidak beragama, Tidak Menjawab menganut agama, Buddha, Muslim agama
keempat terbesar, Hindu dan Yahudi. Berdasarkan data sensus minat memeluk Islam
di Australia semakin meningkat dengan angka yang menunjukkan secara signifikan.
Sejarah
masuknya Islam di Australia disebabkan dari berbagai migrasi yang
datang ke Australia diantara
Muslim Bugis Makassar, para penunggang unta yang disebut dengan kata
‘Camellers’, buruh migran dari negara Timur Tengah dan Afrika. Islam datang
dengan wajah ramah sangat perduli terhadap lingkungan, memiliki perhatian yang
lebih terhadap sesama, Islam tidak membeda-bedakan status sosial seseorang
berdasarkan apapun karena semua di mata Allah SWT memiliki kedudukan sama yang
membedakan adalah ketaqwaan dari pribadi masing-masing.
Kehidupan
dan pendidikan Muslim di Australia dapat berjalan dengan baik
dengan adanya beberapa lembaga
pendidikan yang berbasis islam, beragam kelompok golongan bermazhab dengan
mayoritas menganut golongan Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Toleransi antar umat beragama yang terjalin dengan baik satu dengan
lainnya.
Kata kunci: Australia, Sejarah Islam, Kehidupan Muslim
Comparison of Australian and Indonesian
Islamic Religious Education
Ikwal Septiana Rahim
Department of Islamic
Education, Faculty of Islamic Religion
IAI Al-Khoziny Sidoarjo
Email: ikwalseptianarahim@gmail.com
Abstract
Australia has a diversity of religions,
there are several religious beliefs such as Christianity, Declaring No Religion,
Not Replying to adhere to religion, Buddhism, Muslim the fourth largest
religion, Hinduism and Judaism. Based on census data, interest in embracing
Islam in Australia is increasing with numbers that show significantly.
The history of the entry of Islam in
Australia is due to the various migrations that came to Australia among Bugis
Makassar Muslims, camel riders called 'Camellers', migrant workers from Middle
Eastern and African countries. Islam comes with a friendly face, very caring
for the environment, has more attention to others, Islam does not discriminate
against a person's social status based on anything because all in the eyes of
Allah SWT have the same position, the difference is the piety of each person.
The life and education of Muslims in Australia
can run well with the existence of several Islamic-based educational
institutions, various groups of sects with the majority following the Ahlus
Sunnah Wal Jamaah group. Tolerance between religious communities that are well
intertwined with one another.
Keywords: Australia, Islamic
History, Muslim Life
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Benua Australia terletak di bagian timur dan
selatan Indonesia. Dengan luas 8.945.000 Km2. Setelah kunjungan sporadis
oleh para nelayan dari Nusantara, orang Eropa pertama yang melihat daratan
sekaligus menjejakkan kaki di benua Austalia adalah seorang Belanda Williem
Janszoon pada awal 1606. Baru
pada abah ke-17 ditemukan oleh James Cook dari Inggris pada tahun 1770. Oleh
karena itu sampai sekarang Australia masih termasuk dalam persemakmuran
Inggris. Negara-negara yang bertetangga dengannya adalah Indonesia, Timor
Leste, dan Papua Nugini di utara; Kepulauan Solomon , Vanuatu, dan Kaledonia
Baru di timur-laut; dan selandia baru di tenggara. Penduduk asli Australia
adalah suku Aborigin, kendati pernah dipertentangkan sejarah Aborigin oleh
komentator kolot seperti mantan Perdana Manteri John Howard. Perdebatan ini
dikenal di Australia sebagai perang sejarah.
Populasi Australia umumnya beragama Kristen
pada Sensus 2011, berbagai aliran Kekristenan 61.1%. dalam sejarah presentasi
dan lanskap keagamaan di
Australia
berubah-ubah dan beragam. 22.3% menyatakan diri “tidak beragama”, dan 8,6%
memilih tidak menjawab pertanyaan tersebut. Sisa populasinya beragam yang
meliputi Budda 2.5%, Muslim 2.2%, Hindu 1.3%, dan Yahudi 0.5%. Berdasarkan
Sensus 2011 dan 2016 Agama di beberapa kota besar di Australia menunjukkan
keberagaman keyakin.
Sydney adalah kota terbesar di
Australia, dan ibu kota negara bagian New South Wales. Sydney dijuluki sebagai
"The Harbour City" (Kota
Dermaga), "The City of Villages"
(Kota Desa-Desa) dan "The Emerald
City" (Kota Zamrud). Merupakan salah satu kota paling multikultural di
dunia, tercermin dari perannya sebagai kota tujuan utama bagi imigran ke
Australia. Terdapat empat wilayah pendidikan yang diatur negara, sebagai
sekolah negara bagian. Pertama pra-sekolah, kedua sekolah dasar, ketiga sekolah
menengah, dan keempat sekolah khusus
diatur oleh New South Wales Department of
Education and Training. Beberapaa daftar nama-nama sekolah Islam di
Sydney; Sydney Islamic Collage;
Australian Islamic Collage of Sydney; Malek Fahd Islamic School; Alnoori Muslim
School; UMA Centre Limited; Islamic Society of New South Wales; Mcyas Muslim
Cultural & Youth Association Sydney; Muslim Society of Western Sydney;
Islamic Dawah Centre of Australia; Muslim Girls Grammar School; Islamic
Bookstore Australia; Voice of Islam; MIA – Liverpool Islamic Centre; ISRA
Academy; Indian Muslim Association of Australia; The Australian Islamic House
Masjid; Islamic Malay Australian Association of NSW dan Darussalam Islamic Bookstore
Lakemba.
Terdapat lima
universitas umum lainnya yang operasi utamanya di Sydney; University of New South Wales, Macquarie University, University of
Technology, Sydney, University of Western Sydney, dan Australian Catholic University (dua dari enam kampus). Universitas
lain yang mengoperasikan kampus sekunder di Sydney yaitu University of Notre Dame Australia dan University of Wollongong.
2. Pembahasan
a. Sejarah Masuknya Islam di Australia
Pada abad ke 16-17 M menurut sejarah pengunjung
pertama yang tiba di Australia ini adalah Muslim Bugis, kedatangan mereka salah
satunya untuk membeli teripang dan dijual ke pasar Cina. Adanya kemiripan
bahasa antara Aborigin dan Bugis, serta ada bukti sejarah berupa lukisan gua
yang menggambarkan perahu Makassar (Kapal
Pinishi) dan diyakini pernah terjadi perkawinan antara orang setempat
dengan orang Makassar. Lambat laun dakwah Islam disana tersebar dengan didukung
juga datang imigran Timur Tengah, terutama dari Afghanistan para pedagang yang
menjual komoditas lokal kepada masyarakat Eropa.[1]
Di
Islamic Museum Australia, yang berada di Anderson Road, Thornbury,
Victoria,
dijelaskan detail tentang sejarah masuknya Islam di Australia. Ternyata, Islam
pertama kali dibawa oleh para pelaut dari Makassar ke Australia. "Sebagian
besar pelaut dari Makassar beragama Islam dan karena mereka berinteraksi dengan
suku asli, sehingga secara spiritual suku Aborigin di sebelah utara Australia
terpengaruh agama Islam yang dipeluk para pelaut".[2]
Setelah itu, pengaruh Islam juga datang ke
Australia dengan dibawa oleh para penunggang unta yang datang dari Pakistan dan
Afghanistan sekitar tahun 18701920. Para penunggang unta yang berjumlah lebih
dari 2.000 orang itu datang untuk bekerja di proyek pembangunan jalur kereta
yang tengah dikerjakan pemerintah Inggris. Kala itu unta dianggap sebagai hewan
yang sangat berguna untuk dijadikan alat angkut material. Para penunggang unta
yang dalam sejarah Australia disebut dengan kata 'Camellers' berada cukup lama
di daratan Australia. Sehingga, sedikit banyak mereka juga membawa pengaruh
spiritual. Bahkan, masjid pertama di
Australia didirikan pada masa itu.
Setelah itu, masuk ke tahun
1900an, Australia mulai didatangi buruh migran dari berbagai negara di timur
tengah dan Afrika. Para imigran itu kebanyakan berasal dari Turki, Albania,
Bosnia, Libanon dan beberapa negara lain di Afrika. Jumlah imigran yang terus
bertambah seiring berjalannya waktu membawa pengaruh Islam di Australia.
Hingga, Islam terus berkembang di negeri kanguru tersebut.[3]
Suku Aborigin memiliki perjalan sejarah budaya
dan agama Islam lebih dari 300 tahun. Dilansir dari Mvslim, Sabtu (25/1/2020),
suku asli benua Australia ini banyak yang memilih agama Islam sebagai
kepercayaannya. Kegiatan mereka salah satunya ialah berdagang, mereka juga
menikah dan bersosialisasi dengan muslim lainnya.[4]
Salah seorang ilmuwan bernama Peta Stephenson
membuat suatu penelitian, ia menunjukan bahwa ada tradisi dan norma yang serupa
antara kebiasaan masyarakat ini (Aborigin) dan Islam. Contohnya, Islam sangat
peduli terhadap lingkungan, begitu juga dengan Aborigin, mereka juga memiliki
perhatian dan sifat yang sama.
Dalam Islam seorang muslim diajarkan untuk bisa
menjaga diri dari perbuatan sia-sia, termasuk juga tidak membuang-buang makanan
yang sedang tidak dibutuhkan. Begitu juga dengan suku Aborigin, mereka sangat
menghormati makanan karena dianggap sangatlah berharga.
Lebih lanjut, ternyata suku Aborigin memilih
Islam karena adanya sebab. Mereka mengakui, memutuskan menjadi Muslim karena ingin
mengobati psikologis mereka yang mereka alami pasca kolonialisme. Suku Aborigin
kerap dipandang sebelah mata, karena memiliki warna kulit yang berbeda dari
masyarakat Australia yang mayoritas berkulit putih. Hal itu membuat mereka
bersedih.
Namun di dalam Islam mereka merasa tidak ada
perbedaan. Islam mengakui bahwa manusia diciptakan di 'berbagai bangsa dan
suku' dan semua manusia adalah sama. Oleh karena itu mereka berharap, adanya
agama Islam di antara komunitas pribumi akan terus tumbuh dan bersatu.
b. Perkembangan Muslim di Australia
Muslim
terbanyak di Australia berpusat di Sydney dan Melbourne bahkan
suku
aborigin yang menjadi suku asli Australia membangun identitas sejarah dengan
cara masuk islam. Menurut buku pend agama islam dan budi pekerti kelas XII
(2015) terbitan kemendikbud penelitian yang dilakukan Helena Onnudotir dari
Religioscope, Adam Possamai (Univercity
of Western Sydney) dan Bryan S. Turner (Wellesley
College) menemukan Presentase suku Aborigin yang memeluk agma Kristen menurun.
Hal itu disebabkan identitas kekristenan pemerintah colonial dan dominasi orang
kulit putih atas suku aborigin. Agama Kristen Pantekosta yang merupakan aliran
Kristen paling berkembang, tidak mendapat tempat dikalangan masyarakat
aborigin. Tercatat jumlah masjid di Australia saat ini berjumlah 340
masjid.[5]
Pada tahun 1988 berdirilah Australian Federation of Islamic Councils
(AFIC) Sheikh Taj El Deen Heelaaly The First Grand Mufti of Australia pada
20072011 mufti Australia Dr Ibrahim Abu Muhammad. Sederet nama dan peran muslim
terkemuka di Australia diantaranya:
Randa Abdel Fattah (Novelis); Aziza AbdelHalim (aktivis politik);
Yassmin Abdel Magied (ahli teknik mesin); Fawad Ahmed (Pemain Kriket); Shady
Alsuleiman (Ulama Senior Muslim); Waleed Aly (Pembawa acaara Tv dan Radio); Ed
Husic (politikus serikat buruh); Bachlar Houli (Wasit Sepakbole Australia);
Rashid Mahazi (Pemain sepakbola); Anne Aly (politikus akademis); Mariam
Veiszadeh (pengacara dan advokat komunitas); Samina Yasmeen (Akademik); Ahmed Fahour
(mantan CEO pos Australia); Jamal Rifi (Dokter Umum dan Tokoh Masyarakat);[6]
Berdasarkan data sensus Australia
tahun 2011, jumlah warga muslim di Australia sebanyak 476.300 orang atau setara
dengan 2,2 % dari jumlah keseluruhan penduduk Australia. Dengan presentasenya
yang sedikit muncul anggapan umat muslim di Australia Sydney khususnya akan
sulit melakukan berbagai ibadah yang diwajibkan dalam islam. tetapi, pada
kenyataannya masyarakat muslim di Australia bisa beribadah dengan bebas.
c. Kehidupan Muslim di Australia
Muslim di Sydney dapat dengan
mudah melaksanakan shalat lima waktu. dengan adanya beberapa masjid, sehingga
masyarakat muslim di Sydney bisa ikut shalat berjamaah. Memang, pada umumnya
kita sulit menemukan masjid di tempattempat umum, seperti pusat perbelanjaan
dan restoran maupun di tempat-tempat rekreasi seperti di laut dan di
taman-taman. Akan tetapi, tidak seorang pun yang
melarang jika ada orang yang
melaksanakan shalat di tempat tersebut.
Kemudahan melaksanakan shalat
fardhu juga bisa dirasakan oleh penduduk muslim di tempat kerja mereka. Salah
satu contohnya adalah teman saya yang selalu diizinkan melaksanakan shalat,
padahal atasannya nonmuslim, bahkan tidak percaya adanya Tuhan. Kemudahan yang
sama juga didapatkan oleh mahasiswa seperti di University of New South Wales (UNSW), tempat saya menimba ilmu.
UNSW memiliki sebuah mushala di mana mahasiswamahasiswinya bisa melaksanakan
shalat berjamaah.[7]
Universitas ini juga memfasilitasi mahasiswa gedung-gedung untuk melaksanakan
shalat Tarawih berjamaah pada bulan Ramadhan, buka puasa bersama, pengajian
rutin, dan mendirikan shalat Jumat dan shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
Ibadah shalat penduduk muslim di
Sydney juga bebas berpuasa. Menariknya lagi, di beberapa tempat di Sydney
bagian barat, kita akan mudah menjumpai orang-orang yang berjualan makanan dan
minuman untuk berbuka puasa di pinggir jalan layaknya suguhan yang sering kita
lihat saat bulan Ramadhan. Masyarakat muslim juga mudah mendapatkan izin
penyewaan gedung seperti yang dilakukan masyarakat Aceh yang tinggal di Sydney
pada Ramadhan lalu. Bahkan, pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan,
masjid-masjid di Sydney dipenuhi jamaah yang melakukan qiyamul lail.
Begitu juga dengan pengajian.
Kita bisa mendapati pengajian-pengajian rutin yang dilakukan di masjid-masjid
di Sydney, contohnya di Masjid Abu bakar yang terletak di Bankstown (salah satu
suburban di Sydney bagian barat). Kitab yang mereka pelajari pun sama dengan kitab yang dipelajari seperti
Matan Taqrib karangan Abu Suja’. Pengajian ini dipimpin syekh dari Lebanon yang
bermazhab
Syafi’i.
Tak hanya di masjid ini, masih banyak masjid lain yang dapat izin melakukan
pengajian rutin untuk kaum bapak maupun kaum ibu.
Kegiatan keagamaan yang bisa dilakukan dengan
bebas oleh penduduk muslim di Sydney. Di antaranya doa bersama, bagi
orang meninggal, merayakan maulid Nabi Muhammad saw, takbiran keliling, dan
lainnya. Oleh karena itu, meskipun Islam merupakan agama minoritas di Sydney,
tapi kaum muslim di sini bisa beribadah dengan tenang, aman, dan leluasa,
sesuai yang dianjurkan Allah.8
Kota Darwin salah satu kota yang
ada di Australia menurut penuturan Fatih Natasya atau yang akrab dipanggil sasa
mahasiswi program magister seorang muslim asal indonesia Universitas Charles
Darwin. Tingkat kenyamanan hidup yang tinggi menjadi daya tarik banyak orang
yang ingin menjadi imigran dan menetap disana iklim yang hampir mirip dengan
Indonesia dan juga kenyamanan dengan tingkat penduduk yang tidak begitu padat.
Menggunakan jilbab sasa sempat di pandang sebelah mata, namun tetap percaya
diri dan ramah terhadap siapapun. Perlahan tapi pasti pengakuan itu datang sasa
mendapatkan penghargaaan dari pemerintah Australia untuk mahasiswa
internasional berprestasi Intrenasional Busissness Student Award. Selain
menjadi mahasiswa ia juga bekerja di Ayuriz
Cafe Indonesia Halal Food milik Muji Rahayu WNI yang menetap disana sejak
1999 dengan menu makanan khas Indonesia dan
disesuaikan dengan selera orang Australia
Darwin Mosque and Islamic Community Hall salah satu bangunan megah
umat muslim. Bertepatan dengan waktu adzan berkumandang untuk melaksanakan
shalat berjamah mendapati yang menjadi imam shalat adalah pria asal Indonesia
yang memakai songkok khas Nusantara bernama Anwar Lamaya usia 67 asal Ternate
Pendiri Islamic Center tersebut. Ia bercerita tentang pengalaman panjangnya
menjadi seorang muslim di kota Darwin Australia pada tahun 1974 awal masuk di
kota tersebut masyarakat belum ada rasa senang terhadap muslim, baru baru saja
setelah al Qaidah baru mulai terbuka, tetangga sekitar baik terhadap lingkungan
islamic dengan segala kegiatannya. Dulu masjid ini hanya sebuah tenda saja yang
di buat oleh muslim Makassar sekitar 300 tahun lalu. Berkat kegigihan
perjuangan Anwar dan teman-temannya mereka mendapatkan bantuan untuk pendirian
masjid dengan kapasitas daya tampung 300 jamaah saat shalat jumat, pada saat
hari raya idul fitri dan idul adha jamaah bisa mencapat 3.000 lebih membludak
sampai diluar masjid. Toleransi beragam di kota Darwin sangat tinggi warga
sekitar non muslim sangat memaklumi perbedaan tersebut.
Kegiatan keagamaan di Darwin
semua terpusat di Masjid ini semuanya salah satunya sudah berjalan 3 tahun
pengajian Ibu-ibu yang diadakan dua minggu sekali, dan kegiatan rutin pengajian
anak-anak dari berbagai negara setiap sabtu di aula Islamic center. Kelas
madrasah ini di dampingi langsung oleh seorang mahasiswa kedokteran Hasyim Razi
pemuda 20 tahun asal India sekretaris komite sekolah muslim Darwin, karena
menurutnya pentingnya pendidikan agama untuk anak-anak sejak usia dini agar
mereka selamat dunia akhirat, Hasyim juga masih memperjuangkan agar dapat
mendirikan sekolah islam di Darwin.
Hera mahasiswa Doktoral peraih
beasiswa studi Strata Tiga asal Indonesia selama setahun ini menjadi mahasiswa
Universitas Perthin di kota Perth Australia Barat. Terdapat pusat perkumpulan
muslim di kota ini salah satunya resto burbger halal milik WNI yang sudah dua
tahun tinggal di Perth, tepat pada hari tersedia menu makanan khas tanah air
karena pemilik toko menjadi tuan rumah acara angkrinagan sebagai acara
berkumpul yang digelar oleh PIMSA Perthin Indoensian Muslim Student Asociation
acara yang diselenggarakan rutin satu bulan sekali. Para mahasiswa muslim
berkumpul untuk mensyukuri nikmat Allah SWT dapat pendidikan tinggi yang baik
di negeri orang bersedekah untuk beasiswa anakanak kurang mampu di indonesia.
Susi Rahmawati seorang mahasiswa
pascara sarjana sekaligus seorang relawan pengajar Al Quran untuk anak-anak
muslim di Perth. TPA yang Susi asuh suasana kelasnya dibuat menyenangkan
diadakan di taman terbuka bibir pantai Perth. Materi pengajaran agama islam
yang diajarkan membaca dan menghafal doa sehari-hari, mengenal huruf hijaiyah,
hingga kisah para nabi yang diceritakan. Susi mengenal keagungan Allah kepada
anak-anak yang hidup di perantauan.
Kota Perth berpenduduk sekitar
dua juta jiwa, umat islam di Perth tak lebih dari dua persen saja. Lausnya
wilayah, jarak temput dan penyebaran tempat tinggal membuat tak semua muslim
disini bisa dengan mudah beribadah karena terbatasnya masjid di kota ini.
Sejumlah muslim disini berjuang untuk beribadah agar dapat shalat berjamaah
khususnya pada hari jumat. Sejak 2016 Gereja di datangi umat muslim untuk
melaksanakan ibadah mingguan shalat berjamaah Sheikh Feizel Chotia ketua
komunitas muslim Australia Barat menampung keluhan dan masukan para jamaahnya
agar ada satu tempat untuk dapat melangsungkan kegiatan shalat jumat berjamaah.
Ia berkeliling dan mencari tempat rumah atau ruko yang bisa di sewa tetapi
tidak menemukannya. Akhirnya ia menemui pimpinan gereja Pdt. Peter meminta izin
menggunakan ruang untuk beribadah mingguan pada hari jumat, diluar dugannya
pendeta tersebut menunjukkan solidaritasnya dan toleransi yang begitu tinggi
antar umat beragama dengan mengizinkan bahkan menawarkan tempat utama geraja
untuk digunakan, namun Sheikh Feizel tidak mau menggunakan ruang utama
tersebut, khawatir mengganggu peribadatan dan menjaga perasaan para jemaat
gereja, menghindari konflik yang mungkin bakal terajadi. Pendeta Peter
mendapati beberapa jemaatnya yang protes atas kebijakannya, hingga adanya
jemaat yang menyatakan keluar dari gereja tersebut.
d. Pendidikan Islam di Australia 1) Pelaksanaan
Pendidikan Al Qur’an
Perbedaan pembelajaran Pendidikan
Al Qur’an antara Australia dan Indonesia pada sekolah Informal ada beberapa
lembaga yang mengadakan pengajaran Al Quran seperti madrah di Indonesia namun
perbedaanya legalitas administrasinya masih diperjuangkan agar diakui oleh
pemerintah. Adanya para relawan pengajar Al Quran untuk anak-anak muslim dengan
materi pengajaran agama islam yang diajarkan membaca dan menghafal doa
seharihari, mengenal huruf hijaiyah, hingga kisah para nabi yang diceritakan.
Kelas yang dibuat kondisional apabila dalam keadaan cerah maka dilaksanakan di
taman terbuka, apabila kondisi hujan akan dilaksanakan di rumah kediaman para
relawan tersebut. Untuk pembelajaran agama islam bagi kalangan umum di Masjid
Abu bakar yang terletak di Bankstown (salah satu suburban di Sydney bagian
barat). Kitab yang mereka pelajari pun sama dengan kitab yang dipelajari
seperti Matan Taqrib karangan Abu Suja’. Pengajian ini dipimpin syekh dari
Lebanon yang bermazhab Syafi’i. Tak hanya di masjid ini, masih banyak masjid
lain yang dapat izin melakukan pengajian rutin untuk kaum bapak maupun kaum
ibu. PCINU Australia Adelaide juga sering mengadakan kegiatan shalawat tradisi
yang menjadi tradisi di Indonesia. Rois Syuriah PCINU Australia akrap dipanggil
Gus Nadirsyah Hosen pengsuh pengajian tafsir Quran kajian kitab tafsir Jalalain,
dan kajian kitab hadits Shahih Bukhari.[8]
Seorang influencer Muslim Syiah Australia dan memproklamirkan disisebagai
“Imam”. Dia saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Dewan Imam Global, sebuah
organisasi yang kurang dikenal yang berbasis di Irak.10
Iqra Collage sekolah Islam di Australia yang menggabungkan antara
ilmu agama dan sains secara umum, dengan tidak memisahkan pelajaran yang
mengintegritkan sains dan Quran hadits dalam kemampuan setiap pelajaran, dengan
program yang mereka canangkan dengan istilah nama STRIM Sains
Techno Religion Engin Art And Then Merch.[9]
2) Lembaga - lembaga Pendidikan Islam
Dapat dijumpai
beberapa lembaga sekolah formal yang berbasis islam yang dikelola dengan baik
terseber di beberapa wilayah Australia diantaranya; Iqra Collage; Sydney Islamic
Collage; Australian Islamic Collage of Sydney; Malek Fahd Islamic School;
Alnoori Muslim School; UMA Centre Limited; Islamic Society of New South Wales;
Mcyas Muslim Cultural & Youth Association Sydney; Muslim Society of Western
Sydney; Islamic Dawah Centre of Australia; Muslim Girls Grammar School; Islamic
Bookstore Australia; Voice of Islam; MIA – Liverpool Islamic Centre; ISRA
Academy; Indian Muslim Association of Australia; The Australian Islamic House
Masjid;
Islamic Malay Australian Association of NSW dan Darussalam Islamic
Bookstore Lakemba.[10]
Iqra Collage terdapat beberapa unit pendidik sesuai dengan jenjang
masing-masing. Untuk jenjang primary
school dilaksanakan selama enam tahun masa pendidikan, selanjutnya jenjang
junior high school selama tiga tahun, selanjutnya senior high school dengan
masa pendidikan selama tiga tahun. Yang menarik dari sekolah ini dibanding
sekolah lain ada tambahan program yang dicanangkan sekolah yaitu program exam
ujian lisan dan tulisan. Pada kesempatan pertemuan wali murid kepala sekolah
menjelaskan adanya program exam karena di Australia ini kurang mempersiapkan
anak secara mental maka diadakan program tersebut, untuk menguatkan mental anak
saat ditanya dan menjawab pertanyaan exam. Kalender akamedik kegiatan belajar
mengajar di sekolah ini berkisar seperti Per term sekitar sepuluh minggu atau
tiga bulan sekali exam, libur dua minggu masuk term dua lanjut seperti
sebelumnya sampai term 4 dan siswa akan dapat naik pada jenjang level kelas
selanjutnya.[11]
3) Sistem bermadzhab
Islam di Australia merupakan
kelompo agama terbesar keempat, setelah Kristen, Tanpa agama, dan Buddhisme.
Dunia muslim di Australia menjadi beragam karena migrasi yang masuk ke
Australia dari berbagai negara
seperti Nusantara, Timur Tengah, Afrika Utara, Asia
Tenggara, Balkan di Eropa, Turiki serta India. Para migrasi juga melakukan
dakwah islam yang menimbulkan berbagai mazhab[12]
seperti golongan Ahlus Sunnah Wal Jamaah mazhab Syafi’i, Hanafi, Hambali, dan
Maliki, serta terdapat juga golongan Syi’ah, Salafy hingga Hizbuttahrir. Namun
secara umum masysrakat muslim di
Australia bermazhab golongan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah. [13]
4) Toleransi
Jika
melihat pada perjalanan sejarah Islam di Australia pada saat
kedatangan Muslim Bugis Makassar pertama kali
meminta izin dengan sangat sopan kepada penduduk setempat yaitu suku Aborigin
untuk tujuan berdagan dan pernah terjadi perkawinan antara orang setempat
dengan orang Makassar menggambarkan toleransi dari penduduk Australia yang
sangat tinggi.
Pada
zaman sekarang masih dapat kita jumpai bagaimana toleransi dalam
kehidupan antar umat beragam di Australia yang
terjalin dengan baik antara satu dengan lainnya seperti pada saat Sheikh Feizel
Chotia ketua komunitas muslim Australia Barat menemui pimpinan gereja Pendeta
Peter meminta izin menggunakan ruang untuk beribadah mingguan pada hari jumat,
diluar dugannya pendeta tersebut menunjukkan solidaritasnya dan toleransi yang
begitu tinggi antar umat beragama dengan mengizinkan bahkan menawarkan tempat
utama geraja untuk digunakan, namun Sheikh Feizel tidak mau menggunakan ruang
utama tersebut, khawatir mengganggu peribadatan dan menjaga perasaan para
jemaat gereja, menghindari konflik yang mungkin bakal terajadi. Pendeta Peter
mendapati beberapa jemaatnya yang protes atas kebijakannya, hingga adanya
jemaat yang menyatakan keluar dari gereja tersebut.[14]
3. Kesimpulan
Australia memiliki keragaman
beragaman terdapat beberapa keyakinan beragama seperti Kekristenan, Menyatakan
tidak beragama, Tidak Menjawab menganut agama, Buddha, Muslim agama keempat
terbesar, Hindu dan Yahudi.
Berdasarkan
data sensus minat memeluk Islam di Australia semakin meningkat
dengan angka yang menunjukkan
secara signifikan.
Sejarah masuknya Islam di
Australia disebabkan dari berbagai migrasi yang datang ke Australia diantara
Muslim Bugis Makassar, para penunggang unta yang disebut dengan kata
‘Camellers’, buruh migran dari negara Timur Tengah dan Afrika. Islam datang
dengan wajah ramah sangat perduli terhadap lingkungan, memiliki perhatian yang
lebih terhadap sesama, Islam tidak membeda-bedakan status sosial seseorang
berdasarkan apapun karena semua di mata Allah SWT memiliki kedudukan sama yang
membedakan adalah ketaqwaan dari pribadi masing-masing.
Kehidupan dan pendidikan Muslim
di Australia dapat berjalan dengan baik dengan adanya beberapa lembaga
pendidikan yang berbasis islam, beragam kelompok golongan bermazhab dengan
mayoritas menganut golongan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Toleransi antar umat
beragama yang terjalin dengan baik satu dengan lainnya.
4. Pendapat Penulis
Perbandingan
pendidikan agama Islam antara Australia dan Indonesia
dalam dilihat dari berbagai hal, namun terdapat
persamaan di dalamnya. Melihat pada sejarah masuknya Islam di Australia salah
satunya disebabkan oleh pengaruh datangnya pelaut Bugis Makassar yaitu orang
Indonesia dahulu masih dengan nama Nusantara, teringat dengan potongan bait
lagu yang dahulu sering kita dengar “nenek moyangku seorang pelaut.. dst”.
Sistem pendidikan agama Islam antara Australia dengan Indonesia tidak jauh
berbeda, di Australia juga terdapat bebeerapa lembaga pendidikan yang berbasis
Islam baik formal maupun non formal. Tetapi jumlahnya tidak sebanyak yang ada
di Indonesia. Pembelajaran Al Quran dan Hadits juga tidak jauh berbeda karena
dipengaruhi ulama yang berasal dari
Indonesia. Masjid dan beberapa lembaga pendidikan menjadi sentral kegiatan
belajar agama Islam.
Beragam mazhab yang ada di
Australia disebabkan oleh keberagaman sejarah Islam dari migrasi yang datang
serta melakukan dakwah, namun dominasi sebagian besar muslim di Australia mannganut
golongan kelompok Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Hal ini yang menjadi persamaan
dengan Indonesia.
Toleransi antar umat beragama di Australia berjalan dengan baik satu dengan lainnya saling menjalin hubungan dengan baik rasa solidaritas antar sesama manusia di junjung tinggi, terlebih menghargai perbedaan pendapat dalam keyakinan beragama, hal ini tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Bangsa kita memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika dan adanya dasar negara Pancasila yang dapat mengikat dengan utuh kehidupan antar umat beragama.
0 Response to "PERBANDINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( AUSTRALIA DAN INDONESIA )"
Posting Komentar