PERBANDINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT
PERBANDINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT)
1. Sekolah
Negeri
2. Sekolah Berbasis Agama
3. Sekolah Individual
E. Perbandingan Pendidikan Islam di Amerika
dan Indonesia
F. Perbandingan Adzan di Amerika Serikat
dan Indonesia
G. Penutup
Daftar Pustaka
x
Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama
Islam IAI Al-Khoziny Sidoarjo
Nani Pratiwi
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
kurikulum pendidikan Islam yang ada di Amerika sehingga membawa kontribusi bagi
kurikulum yang ada di Indonesia. Metode penelitian menggunakan kajian pustaka
untuk mendapatkan data yang terkait agar bisa dapat terpercaya. Akan tetapi
dalam pengambilan sumber referensi banyak dari internet. Hal ini disebabkan
sejauh ini artikel maupun buku yang membahas kurikulum di berbagai negara
termasuk Amerika sangat jarang atau boleh dikatakan langka. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa di Amerika terkenal dengan sistem desentralisasi yang
semuanya diserahkan oleh negara melalui bagian wilayahnya masing-masing.
Sementara kurikulum yang masuk di Amerika mempunyai dua tujuan; Pertama mengenalkan ajaran Islam; Kedua, pemerintah Amerika sendiri
memberi izin untuk masuknya kurikulum yang berlabelkan Islam dengan tujuan
untuk memberitahukan kepada masyarakat Amerika, bahwa Islam yang identik dengan
anti kekerasan adalah tidak benar. Adapun hal yang perlu diterapkan di Indonesia adalah dari
tenaga pendidiknya yang mendapatkan lisensi dengan jangka waktu terbatas selama
lima tahun. Jika lisensi itu habis, maka akan diperbaharui lagi melalui ujian
kembali sehingga jika dilihat dari sekilas, bahwa guru-guru Amerika memang
dikatakan sebagai guru yang profesional.
Kata kunci: Pendidikan Islam, Indonesia, Amerika Serikat
A. Pendahuluan
Amerika Serikat adalah sebuah
negara besar dan dikenal sebagai negara super
power di dunia. Amerika terdiri dari berbagai suku dan ras dunia. Amerika
Serikat menjadi perhatian dunia tidak hanya dalam bidang pendidikan, politik,
dan ekonomi saja. Kehidupan religiusnya juga telah menampilkan sosok yang unik.
Semua agama dengan alirannya dapat hidup di bumi Amerika. Seluruh aliran dalam
Islam pun dapat hidup bebas di Amerika.[1]
Di sana banyak ditemukan komunitas Sunni, Syi‟ah, Ahmadiyah dan selainnya.
Berdasarkan fakta-kakta inilah maka keberadaan Islam di Amerika sangat menarik
untuk dikaji dan didiskusikan.
B. Demografi Negara Amerika
Amerika Serikat merupakan salah satu
negara yang terletak di benua Amerika. Negara Amerika Serikat dalam bahasa
Inggris disebut United States of America (USA) dikenal sebagai negara super
power atau negara adidaya. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat menempatkan
negaranya sebagai negara yang memiliki kekuatan di segala bidang, tidak hanya
kekuatan politik akan tetapi juga di bidang angkatan perang, ekonomi,
pendidikan, dan kebudayaan. Selain itu, Amerika juga mencitrakan negaranya
sebagai superhero melalui sineas- sineas Holywood yang merambah ke seluruh
dunia.
Negara Amerika Serikat berbentuk
republik federal yang terdiri atas 50 negara bagian dan sebuah distrik federal.
Dua negara bagian Amerika Serikat berada di luar kawasan Amerikan Serikat,
yaitu Alaska di utara Kanada dan Hawaii di kawasan pasifik.
Secara geografi, Amerika Serikat berbatasan langsung dengan Meksiko dan Teluk Meksiko di sebelah selatan, dengan Kanada di sebelah utara, dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan berbatasan dengan Samudera Atlantik di sebelah timur. Negara yang beribu kota di Washington DC ini menjadi negara merdeka setelah memproklamasikan diri dari penjajahan Britania Raya pada 4 Juli 1776.
Perdebatan politik terbaru mengenai imigrasi Muslim dan
isu yang berkaitan dengannya telah mendorong banyak orang untuk bertanya berapa
banyak Muslim yang tinggal di Amerika Serikat. Namun hal ini tidak mudah
dijawab. Hal ini salah satunya disebabkan karena Biro Sensus AS tidak
mengajukan pertanyaan tentang agama, yang berarti tidak ada hitungan resmi dari
pemerintah AS tentang jumlah populasi Muslim AS.
Namun, berdasarkan survei dan penelitian demografis dari Pew Research Center, serta sumber dari luar, diperkirakan ada sekitar 3,45 juta Muslim dari semua kelompok umur tinggal di AS pada tahun 2017, dan bahwa populasi Muslim menyumbang sekitar 1,1% dari total populasi AS.
Sebaran umat Muslim yang tinggal di Amerika masih belum
merata. Beberapa daerah metropolitan, seperti Washington, D.C., memiliki
komunitas Muslim yang cukup besar. Demikian juga, beberapa negara bagian,
seperti New Jersey, akan tetapi ada juga negara bagian dan wilayah dengan
jumlah Muslim yang jauh lebih sedikit.
Berdasarkan data di atas, jumlah Muslim AS telah
berkembang pesat, meskipun hanya memiliki basis demografi yang relatif rendah.
Pada tahun 2007, Pew Research Center memperkirakan bahwa ada 2,35 juta Muslim dari
segala usia (termasuk 1,5 juta orang dewasa) di AS.
Sebaran umat Muslim yang tinggal di Amerika masih belum
merata. Beberapa daerah metropolitan, seperti Washington, D.C., memiliki
komunitas Muslim yang cukup besar. Demikian juga, beberapa negara bagian,
seperti New Jersey, akan tetapi ada juga negara bagian dan wilayah dengan
jumlah Muslim yang jauh lebih sedikit.
Berdasarkan data di atas, jumlah Muslim AS telah
berkembang pesat, meskipun hanya memiliki basis demografi yang relatif rendah.
Pada tahun 2007, Pew Research Center memperkirakan bahwa ada 2,35 juta Muslim dari
segala usia (termasuk 1,5 juta orang dewasa) di AS.
Pada tahun 2011, jumlah Muslim telah berkembang menjadi
2,75 juta (termasuk 1,8 juta orang muslim berusia dewasa). Sejak saat itu,
populasi Muslim terus tumbuh pada percepatan kira-kira 100.000 jiwa per tahun,
didorong oleh tingkat kesuburan yang lebih tinggi di kalangan Muslim Amerika
dan juga migrasi orang-orang Muslim yang terus berlanjut ke AS. Data terakhir
bahwa jumlah Muslim di Amerika pada tahun 2017 berjumlah 3,45 Juta (termasuk
2,15 Juta orang muslim berusia dewasa).[2]
C. Sejarah Masuknya Islam di Amerika
Sesungguhnya Islam sudah sejak
lama telah masuk di tanah Amerika, jauh sebelum Christopher Columbus mengklaim
menemukan benua tersebut. Ada beberapa tulisan yang pada umumnya bersumber dari
para sejarawan Islam terkemuka, seperti Al-
Mas„u di (871-957 M) dalam bukunya Muru>j al-
Dzahab wa Ma„a>din al-Jawhar yang menyebutkan bahwa pada masa kekhalifahan
Abdullah bin Muhammad (888-912 M) di Andalusia, ada seorang pemuda Muslim
bernama Khasykhasy bin Said bin Aswad asal Cordova, memimpin pelayaran dari
pantai Delba (Palos) pada tahun 889 menyeberangi samudera Atlantik hingga
mencapai daratan yang belum dikenal (ardh majhu>lah) dan kemudian pulang
kembali dengan membawa harta benda yang menakjubkan. Dalam pendaratannya itu ia
sempat kontak dengan penduduk setempat.[3]
Dalam peta yang dibuat oleh Al-Mas„udi daratan Ardh Majhu>lah itu adalah
Amerika.[4]
Fakta lainnya tentang kehadiran
Islam di Amerika jauh sebelum Columbus datang juga diungkapkan Dr. Barry Fell,
seorang arkeolog dan ahli bahasa dari Universitas Harvard. Dalam karyanya
berjudul Saga America, Fell
menyebutkan bahwa umat Islam tak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika, akan
tetapi, umat Islam juga telah membangun sebuah peradaban di benua itu. Fell
juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia, bahasa yang
digunakan orang Pima di Barat Daya dan bahasa Algonquina, perbendaharaannya
banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog dan ahli bahasa itu juga
menemukan teks, diagram, serta peta yang dipahat di batu yang digunakan untuk
kepentingan sekolah. Temuan itu ditemukan antara tahun 700 hingga 800 M. Teks
serta diagram itu berisi mata pelajaran matematika, sejarah, geografi,
astronomi, dan navigasi laut. Bahasa pengajaran yang ditemukan menggunakan
tulisan Arab Ku>fi dari Afrika Utara.
Sejarawan seni berkebangsaan
Jerman, Alexander Von Wuthenau, juga menemukan bukti dan fakta keberadaan Islam
di Amerika pada tahun 800 M hingga 900 M. Wuthenau menemukan ukiran kepala yang
menggambarkan seperti bangsa Moor.6 Itu berarti, Islam telah bersemi
di Amerika sekitar separuh milenium sebelum Columbus lahir. Dia juga menemukan ukiran
serupa bertarikh 900 M hingga 1500 M.
Artefak yang ditemukan itu mirip foto orang tua yang biasa ditemui di Mesir.
Youssef Mroueh dalam tulisannya Muslim in
The Americas Before Columbus memaparkan penuturan Māhir „Abd. al-Razzāq El, orang Amerika asli yang
menganut agama Islam. Māhir berasal
dari suku
Cherokee yang dikenal sebagai Eagle Sun Walker. Māhir
memaparkan, para penjelajah Muslim telah datang ke tanah kelahiran suku
Cherokee hampir lebih dari 1.000 tahun lalu. Yang lebih penting lagi dari
sekedar pengakuan itu, kehadiran Islam di Amerika, khususnya pada suku Cherokee
adalah dengan ditemukannya perundang-undangan, risalah dan resolusi yang
menunjukkan fakta bahwa umat Islam di benua itu begitu aktif. Salah satu fakta
yang membuktikan bahwa suku asli Amerika menganut Islam dapat dilacak di Arsip
Nasional atau Perpustakaan Kongres. Kesepakatan 1987 atau Treat of 1987
mencantumkan bahwa orang Amerika asli menganut sistem Islam dalam bidang
perdagangan, kelautan, dan pemerintahan. Arsip negara bagian Carolina
menerapkan perundang-undangan seperti yang diterapkan bangsa Moor.7
Selain itu ada juga pelayaran
lain yang dilakukan oleh Ibn Farrukh dari Granada pada bulan Februari 999 di
masa pemerintahan Hisyam III (976-1009). Ibn Farrukh berlayar dari Cadesh
menyeberangi Atlantik dan mendarat di Gando kepulauan Canary. Sementara itu
Columbus baru melakukan perlayaran dari Delba (Palos) dan mendarat di kepulauan
Bahama pada 12 Oktober 1492 di sebuah kampung yang oleh masyarakat setempat
disebut Guanahani. Nama Guanahani itu berasal dari suku Mandinka. Muslim
dari kata “ikhwana” dan “Hani”. Jadi kata Guanahani sesungguhnya berarti Bani
Hani.
Ada beberapa dokumen yang
ditemukan di Brazil dan Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa sejumlah suku
Mandinka Muslim adalah orang-orang yang mulamula datang di Amerika.8
6Moor adalah orang Muslim dari zaman pertengahan yang
tinggal di Al- Andalus (Semenanjung Iberian termasuk Spanyol dan Portugis zaman sekarang) dan juga Maroko dan Afrika barat, yang budayanya disebut
Moorish. Kata ini juga digunakan di Eropa untuk menunjuk orang yang memiliki
keturunan Arab atau Afrika. Nama Moor berasal dari suku kuno Maure dan kerajaan Mauritania.
7Surahmin
Amin, “Islam di Amerika; Potret Perkembangan Dakwah Islam Pasca Tragedi 9
September 2001”, Tasamuh, Vol. 4, No. 1 (2012), h. 75.
8
Aminullah Elhady, Perkembangan Islam …, h. 75. Bandingkan juga dengan Aslam Abdullah dan Gaser Hathout, The American Muslim Identity, Speaking for Ourselves, (Los Angeles: Multimedia Vera International, 2003), h. 19.
Namun terlepas dari fakta
sejarah keberadaan orang Muslim di Amerika sebelum negeri itu sendiri lahir,
yang perlu diketahui adalah bagaimana Islam datang dan berkembang di Amerika.
Kalau asal-usul kedatangan Islam di Amerika itu masih spekulatif, namun keberadaan
pemukiman orang-orang Muslim keturunan Afrika di Amerika Utara pada abad ke-16
hingga abad ke-18 adalah sesuatu yang sudah pasti.9 Keberadaan
orang-orang Muslim keturunan Afrika di Amerika itu menyusul jatuhnya negeri
Andalusia ke tangan bangsa Eropa, sebab bermula mereka menjadi tawanan
orangorang Spanyol yang kemudian dikapalkan ke Amerika untuk dipasok sebagai
tenaga kerja atau dijual sebagai budak. Sebagai budak mereka tidak dapat
mempertahankan agama dan kebudayaan mereka apalagi mengembangkannya.10
D. Pendidikan Agama Islam di Amerika
Pendidikan di Amerika Serikat
sudah dirintis pada masa Amerika Serikat belum terbentuk. Negara ini malah
belum memproklamasikan kemerdekaannya ketika Collegecollege sebagai dasar
pendidikan Amerika didirikan oleh pemerintah kolonial. Pada masamasa awal,
rakyat di seluruh koloni sudah sadar bahwa yang paling penting untuk masa depan
adalah dasar- dasar pendidikan dan budaya Amerika. Hal ini terus berlanjut pada
masa kolonial, diteruskan dan semakin disempurnakan pada masa-masa berikutnya
sampai sekarang. Amerika Serikat yang sudah berumur ratusan tahun sejak
kemerdekaannya tentunya memiliki banyak pengalaman dalam mencari format
pendidikan yang cocok. Pada tahun 1636 di Cambridge, Massachussetts telah
didirikan Harvard College. Akhir abad XVII didirikan College of William dan
College of Mary di Virginia. Beberapa tahun kemudian didirikan College School
of Connecticut, yang kemudian menjadi Yale College. Pada awal perkembangannya
banyak juga sekolahsekolah yang diselenggarakan oleh golongan keagamaan.
Seperti diketahui sekolahsekolah tersebut di atas pada kenyataannya tetap eksis
sampai sekarang.11
Di negara-negara demokrasi,
kesadaran untuk mengawasi dan membatasi intervensi pemerintah pada sektor
pendidikan itu ditandai dengan dipilihnya asas desentralisasi dalam pengambilan
kebijakan (pengaturan) sektor pendidikan. Amerika Serikat adalah salah satu
Negara pelopor demokrasi. Sudah sejak lama kebijakan pendidikan di Amerika
Serikat menjadi tanggung jawab Pemerintah Negara Bagian
(State)
09Menurut
Juhaya dalam bukunya menjelaskan bahwa umat Islam yang saat itu sebagai
budahbudak hitam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah Amerika
itu sendiri. Lihat Juhaya S. Prada, Sejarah
dan Perkembangan Pemikiran Modern dalam Islam (Tasikmalaya: Institut Agama
Islam Latifah Mubarokiyah, t.t), h. 88.
10Ajid
Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan
Dunia Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 319. Bandingkan juga
dengan Dedy Mulyana, Islam di Amerika (Bandung:
Penerbit
Pustaka,
tt), h. 13.
11Taat
Wulandari, “Kebijakan Pendidikan di Amerika Serikat”, h. 1-2. diakses melalui
Portal Garuda tanggal 23 Maret 2018.
sebagaimana yang terjadi sejak tahun 1872, dimana
Pemerintah Pusat AS mengintervensi kebijakan pendidikan dengan cara memberikan
tanah Negara kepada Negara Bagian untuk pembangunan fakultas-fakultas pertanian
dan teknik, membantu sekolah dengan program makan siang, menyediakan pendidikan
bagi orang-orang Indian, menyediakan dana pendidikan bagi para veteran yang
kembali ke kampus untuk menempuh pendidikan lanjutan, menyediakan pinjaman bagi
mahasiswa, menyediakan anggaran untuk keperluan penelitian, pertukaran
mahasiswa asing dan bantuan berbagai kebutuhan mahasiswa lainnya, serta
memberikan bantuan tidak langsung (karena menurut ketentuan UndangUndang
Amerika Serikat pemerintah dilarang memberikan bantuan langsung) kepada
sekolah-sekolah agama dalam bentuk buku-buku teks dan laboratorium. Namun
semenjak masa Pemerintahan Presiden Ronald Reagen12, intervensi
Pemerintah Pusat AS terhadap pendidikan mulai dikurangi. Hal ini terungkap
dalam kepercayaan Reagen bahwa pemerintah terlalu mencampuri kehidupan masyarakat.
Ia ingin mengurangi programprogram yang menurutnya tidak dibutuhkan rakyat
dengan menghapus ”pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan.”13
Selanjutnya tanggung jawab dan inisiatif kebijakan pendidikan diserahkan kepada
Negara Bagian (setingkat Propinsi) dan Pemerintah Daerah/Distrik (setingkat
Kabupaten/Kota). Di Amerika Serikat terdapat 50 negara bagian dan 15.358
distrik. Jadi sebanyak itu lembaga yang diberi kewenangan dan otonomi untuk
mengelola pendidikan.
Sebagaimana dideskripsikan di
atas bahwa karakteristik utama politik sistem pendidikan Amerika Serikat adalah
menonjolnya desentralisasi. Pemerintah Pusat sangat memberi otonomi
seluas-luasnya kepada Pemerintah di bawahnya, yaitu Negara Bagian dan
Pemerintah Daerah (Distrik)
Meskipun Amerika Serikat tidak mempunyai sistem
pendidikan yang terpusat atau yang bersifat nasional, akan tetapi bukan berarti
tidak ada rumusan tentang tujuan pendidikan yang berlaku secara nasional.
Sebagaimana yang ditunjukkan Profesor Allan Bloom dari Universitas of Chicago
dalam Closing of the American Mind, setiap
rezim politik membentuk warga negaranya sesuai dengan yang paling dia perlukan.
Dalam beberapa bangsa, tujuannya adalah manusia yang shaleh, dalam beberapa
bangsa lain tujuaanya adalah manusia yang siap perang, namun di beberapa bangsa
lain tujuannya adalah manusia yang suka bekerja keras.14 Tujuan
sistem pendidikan Amerika secara umum dirumuskan dalam 5 poin sebagai berikut:
12Ronald
Wilson Reagan (lahir di Tampico,
Illinois, 6 Februari 1911 – meninggal di
Bel Air, Los Angeles, California, 5 Juni 2004 pada umur 93 tahun) ialah
Presiden Amerika Serikat ke-40 (1981–1989) dan Gubernur California ke-33 (1967– 1975).
13Richard
Hofstadter, dkk. (2004). Garis Besar
Sejarah Amerika Serikat. Deplu AS. h. 417- 418.
14Imam Feisal Abdul Rauf, Seruan Azan dari Puing WTC (Bandung: MIZAN, 2007), h. 320.
1. Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;
2. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;
3. Untuk membantu pengembangan individu; 4. Untuk
memperbaiki kondisi sosial masyarakat; dan
5. Untuk
mempercepat kemajuan nasional.
Diluar 5 tujuan tersebut,
Amerika Serikat mengembangkan visi dan misi pendidikan gratis bagi anak usia
sekolah untuk masa 12 tahun pendidikan awal, dan biaya pendidikan relatif murah
untuk tingkat pendidikan tinggi.15
Dalam seminar International yang digagas oleh mahasiswa
jurusan perbandingan agama angkatan 2014 UIN Alaudin Makasar pada tanggal 25
April 2017, peneliti dari Universitas of South California, Connie Ge yang juga
menjadi pembicara pada seminar tersebut menyatakan bahwa pelajaran agama tidak
diajarkan pada sekolah-sekolah umum di Amerika. Pelajar di Amerika akan mulai
mengenal pejaran spesifik tentang agama ketika di College atau Universitas.
Pengajaran agama hanya ditemukan pada sekolahsekolah swasta yang berbasis
agama. Agama di Amerika lebih beragam karena masyarakatnya juga mengakui
agama-agama lain seperti Taoisme, Quaker, Yahudi dan lain- lain. Connie Ge juga
mengungkapkan bahwa pasca kejadian 11 September di Amerika, semua siswa
diwajibkan untuk sumpah setia kepada Negara dan tidak diajarkan pelajaran agama
kepada mereka.16
Pernyataan yang diungkapkan oleh
Connie Ge tersebut juga dikuatkan dalam sebuah blog yang tulis oleh Pena Pera
ketika melakukan perjalan ke Amerika dan khusus menyoroti sistem pendidikan di
sana. Hasil penjajakannya ditemukan bahwa berdasarkan pengelolaannya, sekolah
dasar di Amerika terdiri atas tiga jenis sekolah yaitu :
Sekolah Negeri di Amerika, seperti juga sekolah
negeri di Indonesia. Pengelolaannya oleh pihak pemerintah. Bedanya, sekolah
negeri di Amerika tidak boleh mengajarkan pendidikan agama di sekolah.
Pendidikan agama diserahkan kepada keluarga masing-masing, ataupun kelompok
orang tua. Pada sekolah yang dominan ditinggali suku bangsa tertentu, bahasa
bangsanya tetap diberikan sebagai kelas tambahan. Misalnya, bahasa Arab di kota
Detroit.
15Taat
Wulandari, “Kebijakan Pendidikan di Amerika Serikat” … h. 4-5
16 diakses pada tanggal 03 Maret 2018. Pasca kejadian 11
September 2011, berdasarkan jajak pendapat yang diadakan pada tahun 2004
memperlihatkan bahwa sekitar seperempat responden memberikan label negative
terhadap kaum Muslim. Dan juga menurut satu survey, hampir tiga dari empat
Muslim mendapat perlakuan kasar, keji dan kejam. Banyak Muslim Ameika ragu
apakah diri mereka diterima sebagai orang Amerika atau tidak. Lihat Paul M. Barrett,
American Islam Upaya Ke arah Esensi
sebuah Agama (Jakarta: Lentera, 2008), h. 13.
Meski sekuler pemerintah Amerika tetap mengizinkan adanya
sekolah yang berbasis agama. Sekolah agama Kristen, Islam, dan lain-lain. Namun
Negara tidak akan mengucurkan biaya bantuan apapun kepada sekolah tersebut.
Mendirikan sekolah berbasis agama harus menerima konsekuensi menjadi sekolah
yang mandiri dalam hal pembiayaan. Terkait masalah kurikulum pun sekolah ini
bebas untuk mengatur kurikulumnya sendiri
Di Amerika juga ada dengan istilah sekolah
individual akan tetapi konsepnya berbeda dengan sekolah swasta yang ada di
Indonesia. Sekolah Individual tidak dikelola oleh pemerintah maupun bukan
sekolah berbasis agama dan dalam pelaksanaannya juga tidak boleh mengajarkan
pendidikan agama. Sekolah Individual adalah sekolah yang didirikan oleh
masyarakat dan bisa mendapatkan bantuan pembiayaan dari pemerintah namun konsep
pendidikannya tidak diharuskan mengikuti panduan (kurikulum) dari pemerintah.
Seperti Randolp School di Hunsville Alabama21 adalah sekolah yang
memastikan siswanya dapat menjadi pemimpin yang handal. Salah satu program yang
menarik dari dari jenis sekolah ini adalah civiv
Challenge yaitu anak tingkat SMA praktek menjadi City Leader (pemimpin kota) di Gedung Walikota Huntsville. Mereka
selama sebulan menjalankan aktifitas sebagaimana para pejabat public tersebut
bertugas sehari-hari. Dari simulasi tersebut, mereka membuat paper penelitian
yang menjadi masukan kepada pihak pemerintah.17
Salah satu sekolah berbasis Islam
yang ada di Amerika adalah As- Salam Day School. Sekolah yang dipimpin oleh
Abdul Mun‟in Jitmound yang berasal dari Thailand ini merupakan sekolah Islam
kelima di Amerika Serikat yang memiliki akreditasi ganda dari lembaga
pendidikan Islam dan Non-Islam. Sekolah yang telah berdiri selama dua puluh
lima tahun ini menjadi satu- satunya sekolah di bagian Misouri yang memegang
tiga akreditasi sekaligus, yaitu dari negara bagian Missouri, badan pendidikan
Islam di Amerika Utara (CISNA) dan lembaga akreditasi nasional.
Menurut Abdul Mun'im untuk
memperoleh akreditasi dari CISNA, sebuah sekolah harus mengimplementasikan dan
mempromosikan ajaran Islam dalam sistem pendidikannya.
17web diakses pada tanggal 03 Maret
2018.
Akreditasi ini memberikan
validasi bagi sekolah yang telah mengajarkan Qur'an, bahasa Arab, studi Islam
dan pengetahuan lain berbasis Islam terutama bagi para orang tua dan siswanya.
Sekolah dengan murid berjumlah tiga ratus siswa yang tersebar dari TK hingga
kelas 11 ini memiliki empat puluh sembilan orang staff dan pengajar, di
antaranya seorang guru asal Indonesia, Rita Pritarini yang mengajar AlQur'an,
bahasa Arab, dan studi Islam.
As-Salam
Day School menyelenggarakan pendidikan sebagai berikut :
1.
The Early Childhood Center
Sekolah Anak Usia dini Al-Salam Day School yang
memiliki misi untuk membantu setiap anak mencapai potensi penuh di semua bidang
dalam kehidupan anak ini bermula dari sebuah ruangan di lantai dasar bangunan
As-Salam Day School yang sekarang digunakan sebagai ruang penyimpanan. Kemudian
pada tahun 2014, dengan dukungan penuh dari masyarakat yang terus menerus,
bangunan seluas 8200 kaki persegi yang terletak di 1400 Wyncrest ini dibeli
kemudian direnovasi dan dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan semua
anak-anak mulai usia 6 minggu hingga Kindergarten (TK).
The Early Childhood
Center dalam pengajarannya berusaha mengembangkan potensi anak secara
keseluruhan yang meliputi kecerdasan emosional, sosial, intelektual, fisik dan
spiritual Program kami dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan setiap anak di
setiap tingkat kelas. Mulai di tempat penitipan anak dari usia 6 minggu hingga
18 bulan dan 18 bulan hingga 2 tahun, tiga kelas prasekolah yang terdiri dari
usia 3 sampai 5 dan terakhir dua kelas TK yang dipenuhi dengan peserta didik
yang bersemangat, usia 5 dan 6. Tujuan lain dari The Early Childhood Center
adalah untuk membina anak-anak yang bahagia, cerdas, yang tidak hanya menyerap
ajaran Islam dan akademis, tetapi juga dapat mempraktekkannya di dunia luar
sekolah.
Dengan tujuan untuk menciptakan fondasi Islam yang
kuat, dan menghasilkan umat yang hebat, anak-anak di ECC belajar:
a. Untuk memiliki pemahaman dan cinta kepada Allah (SWT)
b. Untuk mengetahui siapa Nabi Muhammad (SAW) melalui kegiatan
mendongeng dan bermain
c. Untuk mencintai Alquran sebagai kitab Allah
d. wudhu (sholat) dan sholat (sholat) dan mempraktikkannya
e. Dasar-dasar bahasa Arab melalui permainan, teka-teki, kegiatan,
gerakan
f. Untuk mengenali huruf-huruf alfabet Arab
g. Untuk menghafal kosakata seperti warna, angka, hewan, bagian
tubuh, dll.
h. Untuk mendengarkan dan membaca nasheeds Arab yang menambah kosakata dalam bahasa Arab
i.
Untuk membaca dunia Islam
dalam bahasa Arab
j.
Untuk menikmati dan
menghafal lagu-lagu Islami yang mengembangkan karakter dan mempromosikan
kebanggaan menjadi seorang muslim.
2.
Elementary ( Dasar )
Pada jenjang pendidikan dasar, Al-Salam Day School
berkomitmen untuk memberikan setiap anak pengalaman pendidikan terbaik.
Kurikulum di Elementary ADS yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan unik untuk
setiap anak yang terdaftar. Kelas khusus seperti seni, komputer, dan pendidikan
jasmani adalah bagian yang sangat penting dari program pendidikan di Al-Salam
Day School. Kelas tersebut berkontribusi secara signifikan terhadap
kesejahteraan sosial dan spiritual siswa.
3.
Secondary School
Sekolah menengah Al-Salam Day School mengajaran
berbagai pelajaran yang mencakup Sains, Model UN, Matematika, ACT Prep, Studi
Sosial, pendidikan karir dan teknis, Pendidikan Jasmani, Seni Rupa, dan
Lainnya. Juga tersedia pilihan untuk program honoris dan kursus advanced placement
(AP). Setelah menyelesaikan sekolah menengah, siswa dijamin dapat bersaing di
bangku kuliah dan dalam karir yang akan digelutinya.[5]
Salah satu sekolah Islam yang terkenal di Amerika adalah Sekolah Noor-Ul-Iman[6]
di kampus Brunswick Selatan. Negara bagian Maryland yang tak jauh dari Virginia
dan Washington D.C. juga ada sekolah Islam yang berkembang cukup pesat. Sekolah
tersebut adalah Al-Huda School Darus Salam berlokasi di 5301 Edgelwood Road,
College Park, Maryland, 20740. Sekolah AlHuda sendiri didirikan tahun 1995
dengan maksud untuk memberikan pendidikan kepada anak didik agar ajaran Islam
yang dipeluk tidak musnah ditelan situasi. Pelajaran akhlak sangat ditekankan,
guna mengantisipasi kebrutalan anak remaja seperti terjadi di AS dalam
penembakan terhadap guru atau teman sekolahnya. Bahasa Arab diperkenalkan
dengan penggunaan langsung dalam kehidupan sekolah. Metode pembelajaran bahasa
Arab sebagai bahasa kedua sama dengan cara yang dipakai dalam pengajaran bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua. Pada prinsipnya kurikulum yang dipakai adalah
standar yang diberlakukan di Montgomery, ditambah dengan bahasa Arab, Alquran,
dan pelajaran keislaman lainnya.
Orang tua murid tidak mutlak harus beragama Islam.
Ada murid yang salah satu orang tuanya muslim, tetapi yang lainnya masih belum
menerima ajaran Islam sebagai suatu kebenaran. Meski jumlah murid tidak banyak,
namun hasil yang dicapai memuaskan. Ada seorang anak kelas 6 yang dapat
berdakwah mengajak orang tuanya masuk Islam, dan berangan-angan kakek dan neneknya
mau masuk Islam.20
Menurut Ajid Thohir ada beberapa
faktor yang menyebabkan mengapa orang Amerika tertarik terhadap Islam. Pertama, kehampaan hidup di antara warga
Amerika walaupun mereka hidup dengan harta yang berlimpah. Kedua, Islam dianggap satusatunya agama yang tidak membedakan ras,
warna kulit, pekerjaan dan lain sebagainya. Ketiga,
Islam dianggap sebagai agama yang dapat memberi kehormatan, gairah hidup,
harga diri, semangat kerja baru dan menanamkan persaudaraan. Keempat, tidak sedikit mereka tertarik
dengan keteladanan hidup yang dilakukan umat Islam yang ditunjukkan dalam
bentuk kerahmahtamahan, kesederhanaan, keikhlasan dan lain sebagainya. Kelima, ajaran Islam dinilai oleh mereka
lebih rasional. Keenam, Islam dapat
memberikan solusi kehidupan ketika IPTEK yang sudah akrab dengan kehidupan
mereka tidak mampu menjawabnya.21 pemerintah daerah, memasukkan
sektor pendidikan sebagai salah satu yang diotonomisasikan. Menurut Armansyah
Putra, kondisi ini sebenarnya sedikit berbeda dengan sistem pendidikan di
Indonesia yang mana masalah sepenuhnya bersifat sentralistik tanpa memberi
kewenangan kepada daerah untuk mengembangkan proses pendidikan, yang walaupun
saat ini Indonesia sudah masuk dalam era desentralisasi tapi proses pengolahan
pendidikan khususnya aspek anggaran daerah masih belum menaruh perhatian penuh
terhadap pendidikan.22
Sebagaimana dideskripsikan di
atas bahwa karakteristik utama sistem pendidikan di Amerika adalah menonjolnya
desentralisasi. Pemerintah pusat sangat memberi otonomi seluas-luasnya kepada
pemerintah di bawahnya, yaitu Negara Bagian dan Pemerintah Daerah (Distrik).
Demikian pula gagasan tentang
Desentralisasi pendidikan di Indonesia menguat bersamaan dengan gagasan
reformasi dalam sektor pendidikan sehingga Undang-Undang no. 22 tahun 1999 yang
mengatur kewenangan pemerintah daerah, memasukkan sektor pendidikan sebagai
salah satu yang diotonomisasikan
Menurut Armansyah Putra, kondisi ini sebenarnya
sedikit berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia yang mana masalah
sepenuhnya bersifat sentralistik tanpa memberi kewenangan kepada daerah untuk
mengembangkan proses pendidikan, yang walaupun saat ini Indonesia sudah masuk
dalam era desentralisasi tapi proses pengolahan pendidikan khususnya aspek
anggaran daerah masih belum menaruh perhatian penuh terhadap pendidikan.23
Ada beberapa hal lain yang
membedakan pendidikan di Amerika dengan di Indonesia yaitu terkait kebijakan
Ujian Nasional (UN). Sebagaimana halnya dengan di Indonesia, Amerika juga
punya, namun pemerintah federal tetap memberikan wilayah kebebasan kepada pihak
pemerintah untuk merumuskan kurikulum dan Ujian Nasionalnya. Akan tetapi pola
Ujian Nasional yang dianut oleh lembaga pendidikan di masingmasing Negara bagian menyebabkan antara Negara Bagian sulit
menerima siswa yang berpindah sekolah.
Berkaitan dengan tenaga
pendidikan, sebagaimana halnya dengan di Indonesia, Guru di Amerika Serikat
haruslah memiliki sertifikat mengajar dari pemerintah atau pendidikan tinggi
untuk bisa mengajar baik di preschool atau
di sekolah menengah. Sertifikat itu adalah seperti Postgraduate Certificate in Education, Profesional Graduate Diploma dan
Bachelor of Education.24
Kalau membandingkan pendidikan
Islam di Amerika dengan pendidikan Islam di Indonesia jelas akan terlihat jelas
perbedaan antara keduanya. Karena Indonesia yang dianggap sebagai Negara dengan
jumlah umat Islam terbesar di dunia, pola pendidikan Islam-nya sudah sangat
kuat dan mengakar bahkan bisa dikatakan bahwa ajaran Islam sudah“terasimilasi”
dengan budaya masyarakat di Indonesia. Akan tetapi, kalau melihat semakin
pesatnya pertumbuhan jumlah umat Islam di Amerika hal ini juga menandakan bahwa
peran lembaga pendidikan maupun organisasi kemasyarakatan berbasis Islam di
sana sangat berkontribusi secara nyata
Pada hakikatnya Azan di Indonesia
dan di Amerika sama dan tidak ada perbedaan sama sekali. Namun tidak seperti di
Indonesia, panggilan sholat atau adzan dengan pengeras suara di negara-negara
yang penduduknya mayoritas non muslim adalah sesuatu yang tak lumrah. Seperti
halnya di negara Amerika SerikatLantaran itu ketika adzan berkumandang ke
seluruh penjuru kota, hal ini menjadi momen bersejarah.
Pertama kali dalam sejarah,
kumandang adzan sengaja digemakan bagi umat muslim di Minnesota, Amerika
Serikat sejak Kamis (23/4/2020) waktu setempat. Sejak saat itu, gema adzan
terus dikumandangkan sebanyak lima waktu dakam sehari. Melansir dari laman
Aljazeera (27/4/2020), gema adzan yang digemakan di Minnesota akan berlanjut
selama bulan suci Ramadhan berlangsung. Kumandang adzan tersebut digemakan oleh
masjid Dar al-Hijrah.
Momen ini menjadi sejarah
tersendiri bagi umat muslim di Minnesota, bahkan di Amerikat. Seperti
sebelumnya, gema adzan hanya diperdengarkan di dalam masjid saja. Gema Adzan
dari masjid Dar al-Hajr disebut dapat menjangkau umat muslim di sekitar lokasi
tersebut. Kumandang adzan tak hanya menjadi
momen bersejarah bagi umat muslim, namun juga momen spiritual yang
membahagiakan di tengah pandemi virus Corona Covid-19 yang telah merenggut
puluhan ribu nyawa di Amerika Serikat.
Adzan dengan menggunakan pengeras
suara akhirnya yang disetujui di
beberapa tempat di Amerika Serikat (AS). Tak luput dari peran Seorang anggota
Muslim dari Dewan Kota Minneapolis Jamal Osman, berhasil mensponsori undang-undang
untuk mengizinkan penyiaran Adzan dari hampir 40 masjid di kota itu.
Jamal Osman terpilih menjadi anggota dewan kota pada Agustus
2020. Dalam undang-undang Minneapolis yang ada mengizinkan musik, suara, dan
bacaan lisan untuk dimainkan publik selama mereka tidak melebihi batas
"suara desibel" tertentu diizinkan.
Setelah mengkaji aturan itu, Osman memutuskan bahwa jika
tingkat adzan tetap di bawah batas suara desibel yang sah, itu akan disetujui
untuk disiarkan dari masjidmasjid kota antara pukul 7 pagi dan 10 malam setiap
hari, dan sepanjang tahun.
“Ada empat waktu sholat yang
diterima, sementara sholat Subuh belum. Masjidmasjid di sini dan masyarakat
senang,” kata Osman tentang pengesahan Undang-undang Adzan pada 24 Maret 2020
lalu. Osman mengatakan bahwa Minneapolis mengizinkan satu masjid untuk
menyiarkan adzan selama Ramadhan tiga tahun lalu. Dia mengatakan bahwa adzan
sholat Subuh dilarang berdasarkan undang-undang baru karena dilakukan terlalu
pagi.
Dan untuk ramadhan kali ini di New
York, Amerika Serikat, umat muslim membuat sejarah baru. Sebabnya, umat muslim
menggelar buka puasa serta shalat tarawih di Times Square, New York. Momen ini
membuat sejarah baru. Sebabnya, tarawih di Times Square, New York, AS, baru
kali ini dilakukan. Peristiwa itu pun ramai di seluruh dunia.
Dalam video yang diunggah
CEO/Founder Project ZamZam, SQ, yang menjadi penyelenggara kegiatan tersebut
tampak sebagai kumpulan umat Islam berkumpul di lokasi tersebut. Mereka dengan
khusyu melaksanakan salat tarawih. Menurut SQ, kegiatan tersebut dihadiri hampir
2.000 muslim. Dia juga menyebut hal ini adalah sejarah.
Amerika yang kita kenal sebagai
Negara super power dan dianggap
paling manusiawi dan beradab, ternyata menyimpan sejarah yang sangat memilukan
pada masa lalunya. Praktek perbudakan yang dilakukan di benua Amerika terhadap
warga kulit hitam, tentunya menjadi sejarah kelam dari sisi kemanusiaan. Akan
tetapi, dari sejarah kelam tersebut juga mennyimpan sejarah cikal bakal tumbuh
dan menyebarnya agama Islam hingga sekarang.
Berdasarkan gambaran tentang
pendidikan Islam di Amerika tersebut di atas, tentunya ada beberapa kajian
maupun kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh Amerika yang juga dapat diambil
sisi positifnya oleh para mahasiswa, pendidik maupun pemangku kebijakan dalam
hal penerapannya di Indonesia. Sudah menjadi kultur budaya bagi keluarga dan
masyarakat di sana bahwa pendidikan Islam maupun pendidikan secara umum adalah
menjadi tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, pendidikan di masingmasing
Negara bagian memiliki karakteristik pendidikan yang berbeda dengan Negara
Bagian lainnya. Mereka menganggap bahwa tantangan yang dihadapi oleh masing-
masing Negara Bagian berbeda-beda sehingga perlu memiliki kebijakan tentang
sistem pendidikan yang berbeda pula. Akan tetapi sistem pendidikan seperti ini
jelas banyak memiliki kendala dalam penerapannya, akan tetapi sebagai sebuah
Negara yang besar dan sudah tua, Amerika sudah sangat berpengalaman dalam
memberikan respon yang cepat dan tepat dalam mengatasi masalah-masalah yang
terjadi.
Abdul Rauf, Imam Feisal. Seruan Azan dari Puing WTC. Bandung:
MIZAN, 2007.
Abdulla>h,
Aslam dan Gaser Hathout. The American
Muslim Identity, Speaking for Ourselves .Los Angeles: Multimedia Vera
International, 2003.
Amin,
Surahmin. “Islam di Amerika; Potret Perkembangan Dakwah Islam Pasca Tragedi 9
September 2001”, Tasamuh, Vol. 4, No. 1 (2012).
Barboza, Stevern. American Jihad,terj. Bandung: MIZAN,
1995.
C. Schroeder,
Richard. Garis Besar Pemerintahan Amerika
Serikat. New York: United State Information Agency, 1992.
Elhady,
Aminullah.”Perkembangan Islam di Amerika Sebelum dan Setelah Tragedi 11
September 2001”, Jurnal Al-Hikmah, Vol. 13, No. 1 (2015).
Khalik, Subehan.
“ Sejarah Perkembangan Islam di Amerika”, Jurnal al-daulah, vol.4 no.2 (2018).
L. Esposito, John. The Oxford
Encyclopedia of the Modern Islamic World, vol. 3 (New York: Oxford
University, 1995.
M. Barrett, Paul. American
Islam Upaya Ke arah Esensi sebuah Agama. Jakarta: Lentera, 2008.
Mroueh, Yousuf. Muslim in the Americas Before Columbus, (E-Book).
Mulyana, Dedy.
Islam
di Amerika. Bandung: Penerbit Pustaka, tt.
Richard Hofstadter, dkk. (2004). Garis Besar Sejarah Amerika Serikat.
Deplu AS
S. Prada,
Juhaya. Sejarah dan Perkembangan
Pemikiran Modern dalam Islam. Tasikmalaya: Institut Agama Islam Latifah
Mubarokiyah, t.t.
Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia
Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
[3] Aslam Abdulla>h dan
Gaser Hathout, The American Muslim
Identity, Speaking for Ourselves (Los Angeles: Multimedia Vera
International, 2003), h. 19.
[4] Yousuf Mroueh, Muslim in the Americas Before Columbus, (E-Book).
Jurnal yang ditulis oleh Subehan Khalik, “ Sejarah Perkembangan Islam di
Amerika”, Jurnal al-daulah, vol.4 no.2 (2018): h. 317318, menjelaskan bahwa
kedatangan Islam paling awal terjadi antara tahun 1875 dan 1912 dari kawasan
pedesaan Suriah, Yordania, Palestina dan Israel. Bandingkan juga dengan John L.
Esposito, The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, vol. 3 (New
York: Oxford University, 1995), h. 121.
[6] . Noor-Ul-Iman
School (NUI) adalah organisasi pendidikan non-publik, nirlaba, bebas pajak yang
diakui oleh Departemen Pendidikan New Jersey dan diakreditasi oleh New Jersey
Association of Independent Schools (NJAIS). Didirikan pada tahun 1993, NUI
sudah memasuki tahun ke-25 operasinya. Fasilitas kelas untuk Early Childhood sampai siswa kelas dua
belas terletak di sebuah gedung sekolah yang dirancang secara tertutup. Selain
fasilitas ruang kelas, sekolah memiliki laboratorium komputer, perpustakaan,
biologi / lab kimia, lab fisika, dan ruang ekonomi seni / rumah. NUI berharap
untuk membangun Fase III dari struktur sekolah permanen, yang akan menyediakan
ruang kelas tambahan, kafe, dan gimnasium. NUI juga menawarkan tempat penitipan
anak. NUI Daycare terbuka bagi semua anak dari kepercayaan apa pun dan menerima
anak-anak dari tiga bulan hingga tiga tahun secara penuh waktu atau paruh waktu.
0 Response to "PERBANDINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT"
Posting Komentar