-->

PERBANDINGAN PENDIDIKAN ISLAM DI MALAYSIA DAN DI INDONESIA

 


 

 


 

PERBANDINGAN PENDIDIKAN ISLAM  DI MALAYSIA DAN DI INDONESIA

TOTOK SUDARTO

Mahasiswa Pascasarjana PAI IAI Al-Khoziny

Buduran Sidoarjo

 Email: totoksudarto1964@gmail.com

 

ABSTRAK:

Tujuan Pendidikan Islam Adalaj membentuk kepribadian muslim yang mengembangkan potensi spiritual, fisik, emosi, intelektual dan sosial. Tujuan tersebut bukan hanya menghasilkan manusia yang baik tapi juga mencakup pembentukan manusia yang bersifat religious dan duniawi. Lebih lanjut, pendidikan harus didasarkan pada pengajaran Islam yang bertujuan menghasilkan manusia yang berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan dunia dan kehidupan di akhirat. Fokus utama makalah ini adalah  tentang ini perbandingan  pendidikan Islam di Malaysia dan di Indonesia

 

Abstract:

The purpose of Islam education is to form Muslim personal that  develop spiritual, physical, emotional intellectual and social potensials. It does not only produces good citizens but also covers the formation of a complete human capital in terms of religious and worldly life. In addition, The goal of Islamic education not only to produce good person but also the persons who that can meet the needs of the world and life in the hereafter. The main focus of this paper is about the comparison of Islamic Education in Malaysia and in Idonesia.

Kata Kunci : Perbandingan, Pendidikan Islam, Malaysia, Indonesia

 

 A. Pendahuluan

Pendidikan Islam dalam teori dan praktik selalu mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan karena pendidikan Islam secara teoretik memiliki dasar dan sumber rujukan yang tidak hanya berasal dari nalar, melainkan juga berasal dari wahyu. Kombinasi nalar dan wahyu ini ideal, karena memadukan antara potensi akal manu- sia dan tuntunan firman Allah terkait dengan masalah pendidikan. Kombinasi ini menjadi ciri khas pendidikan Islam yang tidak dimiliki oleh konsep pendidikan pada umumnya yang hanya mengandalkan kekuatan akal dan budaya manusia.

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasar pada ajaran Islam atau tuntunan agama Islam dalam usaha membina dan membentuk pribadi muslim yang bertakwa kepada Allah, cinta kasih kepada orang tua dan sesama, juga kepada tanah airnya sebagai karunia yang diberikan oleh Allah swt. Pendidikan adalah elemen penting dalam proses tumbuh besar dan kematangan seseorang yang dapat melahirkan generasi berguna serta berakhlak mulia. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang baik sangat penting untuk menanamkan pribadi yang mulia dalam diri individu.

          Implementasi sistem pendidikan Islam di berbagai negara yang berpenduduk muslim mempunyai corak serta sistem yang terkadang memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya, bukan hanya terletak pada seberapa banyak penganut Islam di negara itu, melainkan juga ditentukan oleh  sistem pendidikan yang dijalankan di negara tersebut.

Di Malaysia dan di Indonesia, yang masyarakatnya mayoritas Islam, tampak kelihatan sangat heterogen terutama bila dilihat dari segi etnis, suku, dan ras mereka, sehingga di Malaysia dapat dijumpai sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-Melayu, bahkan suku Bugis dan Makassar. Hal tersebut menimbulkan nuansa yang berbeda dengan negara yang relatif berimbang antara setiap pemeluknya, misalnya negara tersebut memiliki pluralitas agama, tentu sangat berpengaruh terhadap corak dan sistem pendidikannya.

Malaysia merupakan salah satu negara yang memiliki posisi yang  cukup penting di dunia Islam karena kiprah keislamannya. Berbagai proses islamisasi di negeri jiran ini tentu tidak terjadi begitu saja, melainkan didahului oleh peran pedagang muslim, perjuangan para mubalig, serta penanaman niai-nilai  Islam melalui pendidikan. 

 

B. Pembahasan

1.     Gambaran Umum Pendidikan Islam

a. Pendikan Islam di  Malaysia

Malaysia adalah salah satu negara anggota ASEAN yang memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 31 Agustus 1957 dari tangan Inggris dengan nama Persekutuan Tanah Melayu. Kemudian pada tahun 1963 negara federal diubah menjadi Malaysia, termasuk di dalamnya Sabah, Serawak, dan Singapura. Dua tahun berikutnya, Singapura terpisah dari Malaysia, dan Malaysia memiliki 13 negara bagian yang disebut negeri dan tiga wilayah persekutuan. Wilayah persekutuan diperintah secara langsung oleh pemerintah federal di bawah kekuasaan perdana menteri. Ke tiga belas negara tersebut adalah: Kelantan, Trengganu, Pahang, Johor, Malaka, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, Kedah, Perlis, Pulau Pinang, Sabah, dan Serawak. Sementara tiga wilayah persekutuan adalah: Kuala Lumpur, Labuan, dan Putrajaya. Tujuan dibentuknya wilayah persekutuan adalah untuk menjadi pusat pemerintahan Malaysia. Dari ketiga wilayah persekutuan ini, Kuala Lumpur merupakan ibu kota persekutuan, Labuan merupakan pusat perniagaan dan kewangan antarabangsa (IBFC), dan Putrajaya merupakan pusat pemerintahan persekutuan.  Kepala  negara  Malaysia adalah seorang raja dengan gelar “Yang Dipertuan Agung”.

Pemerintahan  berada di  tangan perdana menteri yang berhak membentuk kabinet.

Seperti halnya di Indonesia, pendidikan Islam di Malaysia tidak dapat dipastikan secara tepat kapan dimulai, tetapi perkara ini dapat dilihat pada latar belakang sejarah kedatangan agama Islam di negara ini dan aktivitas serta kegiatan pendidikan yang berjalan pada waktu tersebut. Kedatangan Islam dan proses islami- sasi berlangsung melalui jalur perdagangan atas peranan para pedagang muslim dan mubalig dari Arab dan Gujarat, para dai setempat dan penguasa Islam. Malaysia pun menjadi basis utama penyebaran Islam ke Kepulauan Hindia Timur.  Sejak merdeka tahun 1957, ilmu pengetahuan agama Islam telah dijadikan sebagai kurikulum pendidikan nasional Malaysia dan diberikan selama 120 menit per minggunya. Akan tetapi, pemerintah tidak melakukan penekanan atau lulus ujian ilmu pengetahuan agama Islam, sehingga pelajaran ini tidak mendapat perhatian serius dari siswa pada masa tersebut.

Sejak tahun 1980-an, Islam di Malaysia mengalami kebangkitan yang ditandai dengan semaraknya kegiatan dakwah dan kajian Islam oleh kaum intelektual. Perkembangan masjid dan surau di Malaysia mencerminkan semaraknya aktivitas umat Islam. Misalnya, Bandar Baru Bangi merupakan daerah yang memiliki masjid dan surau dengan perkembangan yang sangat pesat. Masjid-masjid tersebut, bukan saja untuk melaksanakan salat, melainkan juga digunakan sebagai lembaga pendidik- an Islam. Surau anNur di Bandar Baru Bangi misalnya, merupakan tempat kajian al- Qur’an dan tafsir baik laki-laki maupun perempuan, terkadang diadakan tahlil serta perbincangan keagamaan yang terjadwal secara sistematis tentang segala hal yang berkaitan dengan masalah spiritual dan problem masyarakat masa kini.

Pendidikan di Malaysia pada dasarnya mengadopsi sistem dari negara Inggris sebab Malaysia merupakan salah satu negara bekas jajahan Inggris. Hal ini yang menyebabkan Malaysia maju di bidang pendidikan, di mana negara Inggris sangat memerhatikan pendidikan untuk negeri jajahannya. Ini berbeda dengan Indonesia yang merupakan bekas jajahan Belanda. Belanda hanya ingin mengerut kekayaan negara jajahannya tanpa memberikan pendidikan yang intensif. Akibatnya negara- negara yang dijajah oleh Belanda cenderung terbelakang dalam bidang pendidikan. Negara Malaysia memiliki keinginan kuat untuk menjadikan pendidikannya itu go international. Buktinya hal itu dituangkan dalam rumusan misi utama Kementerian Pelajaran Malaysia, yang berbunyi,

“Mewujudkan sistem pendidikan bertaraf dunia untuk merealisasikan potensi sepenuhnya setiap individu, di samping memenuhi aspirasi masyarakat

Malaysia.”

Tiga rahasia keberhasilan pendidikan di Malaysia yaitu: 1) mau belajar dari negara-negara lain yang lebih dulu maju; 2) mau mengalokasi anggaran pendidikan dalam jumlah yang cukup memadai; 3) membuat perencanaan jangka panjang yang sistematis dan dijalankan secara konsekuen.

Pemimpin negara Malaysia meyakini hanya dengan pendidikan yang bermutu maka bangsa Malaysia bisa menjadi bangsa yang terhormat di mata bangsa-bangsa yang lainnya. Secara konsekuen, mereka menjalankan perencanaan jangka panjang yang telah disusun dan diputuskannya. Menghilangkan arogansi kinerja pendidikan. Di Malaysia yang sangat memadai tersebut terbukti telah membawa kemajuan yang sangat berarti bagi bangsa Malaysia dan dalam banyak hal telah meninggalkan negaranegara yang dulu pernah dianggap sebagai gurunya.

Dari tatanan aplikasi, pemerintah Malaysia menyediakan sarana dan prasarana belajar yang sangat baik, baik dari segi sumber ilmu yang berasal dari buku-buku dengan cara menyediakan perpustakaan yang lengkap maupun beasiswa yang diberikan kepada orang yang masih belajar.

Pemerintah Malaysia mempunyai perhatian yang besar dalam meningkatkan kualitas dan mutu perguruan tinggi demi memajukan pendidikan Islam. Tidak semua IPTA dan IPTS di Malaysia membuka Islamic Studies. Beberapa Perguruan tinggi yang membuka program Islamic Studies adalah: Internasional Islamic University of Malaysia (IIUM),

University of Malaya (UM), University Kebangsaan Malaysia (UKM),

Univerisity Utara Malaysia (UUM), Univerisity Pendidikan Sultan Idris

(UPSI), University Sains Malaysia (USM), dan Kolej University Islam

Selangor (KUIS). University Malaysia (UM) adalah universitas tertua  di 

Malaysia.  Berdiri  pada tanggal 8 Oktober 1948 ketika King Edward VII

College of Medicine dan Raffles College bergabung menjadi University

Malaysia di Singapura. Sedangkan University Kebang- saan Malaysia (UKM) adalah universitas yang didirikan setelah UM. Ia berdiri pada tanggal 18 Mei 1970 dan bertempat di Lembah Pantai Kuala Lumpur. Adapun International Islamic University of Malaysia (IIUM) yang biasa disebut University Islam Antarbangsa Malaysia (UIAM) merupakan hasil kerja sama antara kerajaan Malaysia dan Organitation of the Islamic Conference (OIC).

Ketiga institusi tersebut membuka fakultas atau akademi studi Islam dan menawarkan hampir semua program studi yang ada dalam studi Islam, baik untuk jenjang S1, S2, maupun S3 seperti Fikih dan Usul Fikih, Alquran dan Sunah Studies, Communication, English Literature and Linguistic. Ketiga universitas tersebut menggu- nakan sistem semester dalam kegiatan belajar mengajar. Dosen-dosen yang mengajar adalah dosen-dosen lulusan universitas-universitas lokal Malaysia dan lulusan luar negeri, baik Timur Tengah maupun Barat.

Sedikit dapat diketahui bagaimana gambaran agama Islam di Malaysia dan bagaimana pendidikan Islam di Malaysia. Walaupun terdiri dari berbagai etnis dan suku bangsa yang bercampur baur, tetapi Malaysia mampu menjadikan Islam menjadi agama yang resmi dan menjalankan pendidikan Islam dengan baik. Bahkan hampir yang kelihatan dari Malaysia adalah nuansa keislamannya yang kental. Meskipun Malaysia dianggap sebagai sebuah negara muslim yang menyatakan Islam sebagai agama resmi, namun sekelompok minoritas penduduknya adalah non muslim.


b. Pendidikan Islam di Indonesia

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2

(dua) jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar secara berjenjang dan bersinambungan. Adapun jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambungan.

  Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional. Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Selain jenjang pendidikan ini ada pendidikan prasekolah.

  Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.

  Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, dan pendidikan keagamaan.

  Pendidikan tinggi merupakan kelanjutkan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Pendidikan tinggi terdiri atas pendidikan akademik dan pendidikan profesional.

2. Jenis dan Jenjang Pendidikan Agama Islam a. Di Malaysia

       Bukti adanya pondok yang pertama di tanah Melayu berada  di  Trengganu, yang telah lama dikenal sebagai pusat studi Islam tradisional. Sistem pondok didiri- kan pada tahun 1820 oleh Haji Abdul Samad bin Faqih Haji Abdullah atau lebih dikenal dengan gelar Tok Pulai Condong. Setelah itu muncullah tokoh-tokoh ulama yang giat mengembangkan ilmu, baik melalui pendidikan di pondok-pondok mau- pun melalui karya-karya yang dihasilkan. Kini sekolah pondok, madrasah, dan sekolah agama Islam lain masih ada di Malaysia, terutama di kawasan Bandar dan kebanyakan dari alumninya, melanjutkan studinya ke negara lain seperti Pakistan dan Mesir.

Penerapan kurikulum pendidikan Islam di Malaysia tidak berbeda jauh dengan pendidikan Islam di Indonesia, yaitu kurikulum pendidikan  Islam yang mengandung dua kurikulum inti sebagai kerangka dasar operasional pengembangan kurikulum, yaitu: tauhid sebagai unsur pokok yang  tidak dapat diubah dan perintah membaca ayat-ayat Alquran.16

Prinsip umum yang menjadi dasar kurikulum pendidikan Islam di Malaysia adalah:

           Adanya pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaranajaran dan nilai-nilainya.

           Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungankandungan kurikulum.

           Keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.

           Perkaitan dengan bakat, minat, kemampuan-kemampuan dan kebutuhan pelajar dan juga dengan alam sekitar, fisik, dan sosial tempat pelajar itu hidup berinteraksi.

           Pemeliharaan atas perbedaan-perbedaan individu di antara pelajar dalam bakat-bakat, minat, kemampuan, kebutuhan, dan perbedaan lingkungan masyarakat.

           Penyesuaian dengan perkembangan dan perubahan yang berlaku dalam kehidupan.

           Pertautan antara mata pelajaran, pengalaman, dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum, dan pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan murid dan kebutuhan masyarakat tempat murid itu tinggal. 

JENIS SEKOLAH

Sekolah Kebangsaan
Sekolah Kluster
Sekolah Wawasan
b. Di Indonesia
3. Penerapan Mahzab di Malaysia dan di Indonesia a. Di Malaysia
b. Di Indonesia
a. Toleransi Beragama di Malaysia
b. Toleransi Beragama di Indonesia
1) Masjid Putrajaya
 
2)  Masjid Zahir 
 
3)  Masjid Kampung Laut
 
Salah satu masjid termegah di Malaysia adalah Masjid Kampung Laut yang dibangun pada tahun 1730. Masjid yang satu ini juga masuk ke dalam salah satu masjid tertua yang masih mempertahankan
                                                                                                         4)         Al Bukhary Mosque
5) Crystal Mosque
 
1) Masjid Istiqlal Jakarta
 
2) Masjid Al Akbar Surabaya
 
3) Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri di Depok
 
C. SIMPULAN
D.  Referensi

Bahasa Malaysia digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah kebangsaan.

Sekolah kebangsaan merupakan salah satu jenis sekolah rendah.

Suatu nama yang diberikan kepada sekolah yang dikenal cemerlang, baik dari aspek manajemennya maupun dari outputnya.

Sekolah Wawasan menggunakan bahasa Ibu, sekolah ini berorientasi untuk mengembangkan keakraban antar kaum dalam berinteraksi.

Lama belajar yang ditempuh dalam pendidikan Islam di Indonesia secara umum dapat digambarkan sebagai berikut.

1)           Pendidikan Dasar

a)        Pendidikan prasekolah/Raudatul Atfah/Bustanul Atfal 1-2 tahun.

b)        Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah 6 tahun

c)         Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/Madrasah Tsanawiyah 3 tahun

2)           Pendidikan Menengah

             Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Madrasah Aliyah 3 tahun

3)           Pendidikan Tinggi

a)        Program Sarjana 3,5-7 tahun

b)        Program Magister 2-5 tahun

c)         Program Doktor 2-6 tahun

Guna mempercepat peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia, Menteri Pendidikan Nasional A. Malik Fadjar merencanakan segera memulai gerakan wajib belajar 12 tahun, bukan lagi 9 tahun.

Perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Islam sangat pesat terutama pada masa Orde Baru sampai sekarang. Untuk lembaga pendidikan Islam tingkat menengah dan dasar serta pesantren, madrasah diniyah dan Raudatul Atfal   sulit dicari data statistiknya. Akan tetapi pada tingkat perguruan tinggi negeri (baca IAIN) tercatat sebagai berikut:

a)             Pada tahun 1963 telah berdiri 3 IAIN, yaitu di Yogyakarta, Jakarta, dan Aceh.

b)             Pada tahun 1964 telah berdiri 2 IAIN, yaitu di Palembang, dan Banjarmasin.

c)             Pada tahun 1965 berdiri 2 IAIN, yaitu di Surabaya dan Ujung Pandang (Makassar).

d)             Pada tahun 1966 berdiri 1 IAIN, yaitu di Padang.

e)             Pada tahun 1967 berdiri 1 IAIN, yaitu di Jambi.

f)              Pada tahun 1968 berdiri 2 IAIN, yaitu di Bandung dan Bandar Lampung.

g)             Pada tahun 1970 berdiri 2 IAIN, yaitu di Semarang dan Pekanbaru.

h)             Pada tahun 1973 berdiri 1 IAIN, yaitu di Medan.

Dari data di atas, dalam jangka 10 tahun telah berdiri 14 IAIN di seluruh Indonesia.

Kebijakan berlakunya multi partai dalam era reformasi agaknya juga memberikan dorongan tersendiri kepada para sarjana Muslim untuk berkiprah di panggung politik. Bahkan imbas multi partai ini sampai kepada tingkat para mahasiswa di kampus-kampus.

Para orang tua murid agaknya mulai juga tertarik untuk menitipkan anakanaknya di sekolah-sekolah Islam unggulan ini dan bahkan di pesantrenpesantren. Pesantren yang ada sekarang umumnya bukan lagi pesantren tempo dulu. Dalam perkembangannya di kemudian hari, pondok pesantren di samping mengajarkan pengetahuan agama Islam banyak pesantren yang juga menyelenggarakan berbagai kegiatan lain, seperti pramuka, koperasi, latihan berbagai ketrampilan, juga pendidikan formal seperti madrasah dan sekolah bahkan perguruan tinggi. Pesantren modern yang menggunakan pengantar bahasa Arab dan Inggris bahkan telah menjadi trademark pendidikan Islam masa depan.

Sekolah ini memberi peluang kepada murid yang mempunyai keahlian dalam pendidikan sains dan teknologi untuk memenuhi tenaga kerja dalam bidang industri negara.

Berdasarkan sejarah negeri Melayu menetapkan mazhab Syafie sebagai mazhab rasmi untuk amalan fatwa dan mahkamah. Ia diterima pakai pada zaman penjajahan seperti Enakmen Pentadbiran Islam Negeri Selangor 1952. Semua negeri menerima mazhab Syafie kecuali Perlis yang tidak mengikat. Mazhab ini dipakai hingga kini cuma ada peruntukan pengecualian boleh diterima mazhab lain jika mazhab Syafie tidak dapat memenuhi keperluan. 

Hal di atas diwadahi  dalam Wacana Nadwah Mazhab Syafie Dalam Masyarakat Melayu anjuran bersama Wadah Pencerdasan Umat (WADAH), Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) dan Persatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia (PKPIM).

Menurut Dr Abdul Halim, hukum furuk (perkara cabang atau ranting) yang dijadikan bahan perbincangan secara terbuka termasuk di media sosial kebelakangan ini telah mencabar kedudukan ulama menyebabkan timbul persoalan mengenai peranan ulama. Beliau yang juga Pengurus Pusat Penyelidikan Bairuni berkata, ulama sebagai ahli ilmu sepatutnya memberi penjelasan secara ilmiah berdasarkan fakta bukan terjebak atau mengambil kesempatan daripada isu dibangkitkan.

Apa yang berlaku sekarang, ada pihak yang mempertikaikan keperluan terikat dengan mazhab dan ramai mencoba membawa idea ijtihad yang tidak terikat kepada mazhab tertentu dengan alasan mazhab menimbulkan kecelaruan serta menyulitkan pelaksanaan Islam. Dr Abdul Halim berkata, kunci gerakan itu mencabar otoritas dalam mazhab Syafie ialah dengan menimbulkan ijtihad, ikhtilaf, islah dan bidaah, tetapi perubahan itu tidak menjadi kenyataan, sebaliknya yang berkembang ialah pemahaman bidah sempit yang membawa kepada pertelingkahan berterusan. Namun, dibolehkan menggunakan mazhab lain jika didapati sebab tertentu untuk menggunakannya serta direstui oleh sultan dan raja negeri berkenaan. Beliau berkata, penerokaan dan perbincangan ilmu pelbagai bidang serta mazhab boleh dilakukan, tetapi dalam konteks amalan perundangan dan kehakiman hukum atau fatwa mesti terikat kepada mazhab Syafie yang ditetapkan negara. Tujuannya untuk memudahkan pelaksanaan hukum di peringkat pemerintah dan amalan dalam kalangan masyarakat selain memperkukuhkan ikatan perpaduan serta persaudaraan Islam.

Berdasarkan catatan diberikan ahli sejarah juga, pendakwah yang datang adalah bermazhab Syafie, justeru masyarakat Malaysia yang menerima Islam daripada mereka terpengaruh dengan mazhab Syafie. Jelasnya, mereka mengenal Islam melalui tafsiran mazhab Syafii. Presiden Wadah Pencerdasan Umat (WADAH), Dr Abdul Halim El-Muhammady, berkata mazhab Syafii bukan saja menjadi amalan masyarakat di mana ia bertapak, tetapi juga diperakukan pihak pemerintah sebagai mazhab rasmi negara untuk menentukan hukum, tafsiran hukum serta fatwa. Memahami hukum dari sumber al-Quran, sunah dan ijtihad perlu berdasarkan kaedah ilmu yang digariskan ilmuwan muktabar dalam bidang masing-masing supaya pemahaman sesuatu hukum tidak lari daripada landasan sebenar. Sebab itu ulama dahulu menggariskan kaedah supaya difahami generasi kemudian.

          Seiring dengan perkembangan Islam dalam dataran dunia secara makro, di mana umat Islam sudah tersekat oleh batasbatas negara, etnik dan geografis, hukum Islam pun, baik secara konsepsional maupun praksisnya, dituntut untuk menemukan formulasi yang sesuai dengan habitatnya. Karena dalam realitas sekarang ini di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim sangat kesulitan untuk menerapkan hukum Islam, terlebih lagi kalau harus mengacu pada produk para Imam Mazhab tertentu, dengan argumen bahwa hukum Islam itu berlaku secara universal. 

          Ini berarti suatu agenda persoalan yang menyangkut posisi dan eksistensi hukum Islam di suatu negara. Sebab semangat teologis umat Islam mengharuskan hukum Islam berlaku, baik sebagai nilainilai normatif di masyarakat ataupun secara konstitusional yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.

          Di Indonesia, sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, persoalan di atas menemukan signifikansinya. Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia serta peranan umatnya dalam memperjuangkan kemerdekaan, menimbulkan perdebatan yang cukup serius bertitik taut dengan posisi dan eksistensi hukum Islam dalam sistem hukum nasional yang berlaku di Indonesia. Diskursus ini tidak hanya dalam lingkup kenegaraan, tetapi di kalangan intern ulama dan pemikir Islam belum ada formulasi yang baku dan masih menjadi perdebatan. Dalam konteks ini, masih perlu diformulasikan model artikulasi hukum Islam yang tepat dalam wacana kebangsaan dan kenegaraan. 

          Beberapa tokoh dengan segala tawaran dan metodologi yang dicetuskan sebagaimana penjelasan di atas mempunyai kesamaan cita-cita, yaitu menginginkan format fikih baru yang sesuai dengan realitas keindonesiaan. Pemikiran fikih Indonesia di atas merupakan tawaran moderat di antara dua kecenderungan yang ada di kalangan umat Islam Indonesia sekarang, yaitu di antara kelompok yang mengupayakan hukum Islam secara tekstual untuk dijadikan aturan hukum secara formal dan kelompok yang memberlakukan hukum Islam secara kultural dengan memandang bahwa yang penting aturan formal tersebut secara substansial tidak bertentangan dengan hukum Islam.

4. Pelaksanaan Toleransi Beragama

Orang Melayu adalah kelompok etnis terbesar di Malaysia yang memiliki jumlah populasi lebih dari 50%. Melayu memiliki berbagai nilainilai toleransi yang diterjemahkan dalam berbagai kosa kata seperti nilai keterbukaan, kemajemukan, persebatian, tenggang rasa, kegotongroyongan, senasib-sepenanggungan, malu, bertanggung jawab, adil dan benar, berani dan tabah, arif dan bijaksana, musyawarah dan mufakat, memanfaatkan waktu, berpandangan jauh ke depan, rajin dan tekun, nilai amanah, ilmu pengetahuan, Takwa kepada Tuhan, dan lain sebaginya.

Kenyataan pula bahwa penulisan bahasa dan sastra Melayu, dan khususnya Melayu Riau yaitu Raja Ali Haji telah berucap dalam karya terkenalnya Gurindam XII pasal ke lima bahwa :

Jika hendak mengenal orang yang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa.”

Singkatnya budi bahasa menunjukkan bangsa. Pada sisi lain bahwa kebudayaan pada intinya berakar pada sistem nilai-nilai yang dianut dan diyakini oleh masyarakatnya terutama Islam”. Tenggang rasa dalam kehidupan orang melayu disebut sifat “tenggang menenggeng” atau “rasa merasa”. Sifat ini menduduki posisi penting dalam kehidupan melayu, orang yang bertenggang rasa dianggap orang yang budiman, baik hati, tahu diri dan tahu memegang adat dan agama, sebaliknya orang yang tidak bertenggang rasa dianggap orang yang tidak beperasaan, tak tahu diri dan disebut dengan nafsu nafsi, orang yang mementingkan diri sendiri. Orang seperti ini akan dilecehkan dalam masyarakatnya dan direndahkan dalam pergaulan.

Dengan sikap tenggang rasa orang melayu bersifat terbuka, suka berbuat baik kepada orang tanpa memandang asal usul atau suku bangsa dan agamanya, suka mengorbankan harta, tenaga dan pikirannya untuk menolong orang dan menjaga perasaan orang lain, tidak mau berbuat semena-mena, berpikiran panjang dan luas pandangan, peka terhadap orang lain. Pancaran sikap tenggang rasa ini secara jelas kelihatan dalam kehidupan orang melayu, menurut adat dan tradisinya orang melayu suka mengalah dan menjaga ketertiban masyarakat, dengan tenggang rasa tidak akan terjadi perselisihan dan silang sengketa antara anggota masyarakat, dengan tenggang rasa tidak akan ada persinggungan apalagi pergaduhan, dalam ungkapan “kalau hidup bertenggang rasa, pahit manis sama dirasa, kalau hidup rasa merasa, jauhlah segala silang sengketa”.

Dalam ungkapan lain “kalau hidup bertenggang rasa, senang dan susah sama dirasa”, ungkapan ini menunjukan pandangan orang melayu menjunjung tinggi kebersamaan, menjauhkan kesenjangan sosial, pemerataan pendapatan dan peningkatan persatuan dan kesatuan masyarakatnya.

Dengan terlalu tenggang rasanya orang melayu terkadang hingga merugikan diri sendiri. Orang melayu selalu kalah dalam persaingan dengan tujuan tidak merugikan orang lain, senadan dengan ungkapan “biarlah orang lain tidak menenggang perasaan kita asalkan kita tetap menenggang perasaan orang lain”. Terlalu kakunya rasa menenggang ini sampai orang melayu kehilangan hutan, tanah dan miliknya yang lain.

Masih banyak lagi petuah melayu yang menjadi adat dan tradisi yang diikuti masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masyarakat melayu. Sastra tradisi bentuk-bentuk umum komponen yang lebih mendasar dari budaya Melayu. sastra lisan mengambil proporsi yang lebih besar dalam tradisi sastra Melayu berikut sastra tertulis. Menjadi terkenal dengan struktur yang halus dan diksi kata, sastra lisan Melayu biasanya diungkapkan melalui pantun, syair (puisi), Gurindam, peribahasa (pepatah), Seloka, dan lain sebagainya yang digunakan dalam percakapan sehari-hari sebentar-sebentar. Memiliki banyak menyampaikan pesan moral, yang berharga menyarankan, bimbingan etika, dan perilaku teladan, ekspresi mereka melayani sebagai sarana untuk tujuan pendidikan dan proses pengajaran.

Di Indonesia, praktik toleransi mengalami pasang surut. Pasang surut ini dipicu oleh pemahaman distingtif yang bertumpu pada relasi “mereka” dan “kita”. Dalam berbagai diskursus kontemporer, sering dikemukakan bahwa, radikalisme, ekstremisme, dan fundamentalisme merupakan baju kekerasan yang ditimbulkan oleh pola pemahaman yang eksklusif dan antidialog atas teks-teks keagamaan. Seluruh agama harus bertanggung jawab untuk mewujudkan keadilan dan kedamaian. Hal ini tidak akan tercapai hanya dengan mengandalkan teologi eksklusif yang hanya berhenti pada klaim kebenaran, tetapi membutuhkan teologi pluralisme yang berorientasi pada pembebasan. Toleransi yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah: sikap saling menghormati, saling menghargai, dan saling menerima ditengah keragaman budaya, suku, agama dan kebebasan berekspresi. Dengan adanya sikap toleransi, warga suatu komunitas dapat hidup berdampingan secara damai, rukun, dan bekerja sama dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Melalui toleransi diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu akan terbina peri kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.

5. Tempat Penggemblengan Pendidikan Islam Utama 

a. Lima Masjid Terbesar di Malaysia

Masjid Putrajaya atau yang biasa dikenal dengan sebutan Putra Mosque menjadi salah satu masjid termegah di Malaysia yang sekaligus menjadi landmark Kota

Putrajaya. Masjid yang satu ini

memiliki lokasi yang sangat unik berada di bibir Danau Putrajaya. Karena berlokasi di bibir danau, Masjid Putrajaya terlihat seakan masjid terapung.

Masjid Putrajaya dibangun pada tahun 1997 dan mengadaptasi budaya Maroko. Salah satu destinasi wisata favorit umat Islam ini berada di Persiaran Persekutuan, wilayah Persekutuan Putrajaya, Malaysia. Dari jauh saja bisa dilihat bahwa masjid yang satu ini memiliki arsitektur yang unik dan megah.


Tidak kalah megah dengan Masjid Putrajaya, Masjid Zahir juga menjadi salah satu masjid termegah di Malaysia yang sering menjadi tujuan wisatawan khususnya umat

Islam. Masjid Zahir juga sering

disebut sebagai salah satu masjid paling indah di dunia. Arsitektur khas timur tengah menjadi daya tarik dan ciri khas Masjid Zahir. Banyak yang mengatakan bahwa bentuk kubah Masjid Zahir menyerupai bentuk bawang merah.

Pengunjung yang datang ke masjid ini tidak hanya berasal dari dalam negeri saja melainkan juga dari luar negeri. Masjid Zahir juga merupakan salah satu ikon kebanggaan Kota Kedah Malaysia. Jika ingin mengunjungi masjid yang satu ini, anda bisa datang ke Jalan Kampung Peak, Alor Setar, Kedah.

keindahan arsitektur dari dulu hingga saat ini. Meskipun terlihat seperti bangunan tua dan kuno, namun masjid ini sangat megah dan kokoh.

Masjid Kampung Laut dikenal memiliki bentuk bangunan yang mirip seperti masjid di pulau Jawa. Alamat dari Masjid Kampung Laut berada di Jalan Kuala Krai, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.

 

Al Bukhary Mosque masuk ke dalam salah satu daftar masjid termegah di Malaysia. Masjid yang satu ini dibangun oleh Tan Sri Syed Mokhtar Al Bukkhary. Dilihat dari bentuk bangunannya, Masjid Al Bukhary memang memiliki desain yang unik dan mengesankan.

Masjid yang satu ini juga merupakan Islamic Center yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti panti asuhan, pusat kesehatan, dan juga sekolah khusus untuk para jompo. Kesan mewah dan megah bisa Anda lihat saat berada di Masjid Al Bukhary. Masjid yang satu ini berada di Jalan Hang Tuah, Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia.


Salah satu masjid termegah di Malaysia yang sayang untuk dilewatkan adalah Crystal Mosque. Masjid yang satu ini sangat indah dinikmati saat malam hari karena memancarkan lampu seperti

negeri dongeng. Gemerlap lampu serta dinding kaca membuat masjid yang satu ini semakin terlihat modern dan megah.

Lokasi masjid yang satu ini juga berada di tepi sungai, hal itu tentu membuat Crystal Mosque terlihat semakin menarik. Anda bisa mengunjungi masjid megah ini di kawasan Pulau Wan Man, Kuala Trengganu. 

b. Lima Masjid Terbesar di Indonesia

          Jika anda sedang mengunjungi Jakarta, maka sempatkanlah diri anda untuk mengunjungi masjid terbesar yang ada di asia tenggara yakni Masjid Istiqlal. Masjid ini sendiri layak berada di urutan pertama karena kemewahan yang dimiliki. Pembangunan dari masjid ini sendiri diprakarsai oleh Presiden RI pertama yakni IR Soekarno dengan arsitek bernama Frederich Silaban. 

          Pembangunan dari masjid ini sendiri sudah dimulai sejak 24 agustus 1951. Disini, anda akan melihat arsitektur masjid bergaya modern dengan lantai dan dinding yang dilapisi dengan marmer. Disini, anda juga bisa melihat menara dengan ketinggian lebih dari 96 meter. Uniknya lagi, masjid ini bisa menampung jamaah hingga 200 ribu. Jika anda tertarik, anda bisa datang ke kawasan bekas taman Wilhelmina.

 


          Masih ada lagi salah satu masjid terbesar dan termegah di Indonesia, tepatnya berada di Surabaya. Anda bisa menemukan masjid       megah bernama           Al-

Akbar. Masjid ini sendiri sudah dibangun sejak 1995 silam oleh

Presiden KH Abdurrahman Wahid. Untuk peresmiannya pada tahun 2000.            Adapun keunikan yang bisa anda jumpai ketika melihat kemegahan dari masjid ini yakni dari desain arsitektur yang unik dan menarik. Masjid ini juga mempunyai 4 kubah kecil yang terlihat seperti daun berwarna tosca. Bagi anda yang tertarik untuk melihat kota Surabaya dari atas ketinggian maka anda bisa naik ke menara masjid dengan menggunakan lift. Menara masjid itu sendiri memiliki ketinggian 99 meter.


Masjid Dian Al Mahri ini juga dikenal dengan sebutan masjid kubah emas. Hal ini bukan tanpa sebab karena anda akan menemukan     kubah berwarna emas yang membuat masjid ini tampak sangat megah.                         

Uniknya, kubah tersebut ternyata juga dilapisi dengan emas setebal 3 mm dengan                                                  mozaik             Kristal. 

          Masjid ini bisa menampung Jemaah sekitar 20 ribu. Tentu sudah bisa anda bayangkan bagaimana kemegahannya bukan. Disini, anda juga bisa melihat 1 kubah utama yang dilengkapi dengan 4 kubah kecil. Bahkan beberapa kaligrafi unik juga bisa anda temukan disini. Masjid ini sendiri meniru gaya arsitektur bangunan yang berasal dari timur tengah. 

 

4)        Masjid An Nur di Pekanbaru  

Karena keindahan yang dimiliki oleh masjid ini, banyak orang yang menjadikan masjid ini sebagai destinasi wisata religi yang wajib ada ketika sedang mengunjungi Pekanbaru. Nah, masjid ini sendiri sudah dibangun sejak tahun 1963 hingga 1968.  

          Jika dilihat sekilas dari sudut tertentu, maka masjid ini akan terlihat seperti Taj Mahal yang ada di India. Untuk arsitektur masjid ini sendiri dirancang oleh Ir Suseno dengan meniru gaya Melayu. Arab, India dan Turki. Sedangkan, masjid ini memiliki 3 lantai. Adapun beberapa fasilitas menarik yang dimiliki oleh masjid ini yakni seperti adanya TK, SD, SMP, aula dan masih banyak lagi. Arsitektur dari masjid ini sendiri diprakarsai oleh de Bruchi dengan gaya Moghul atau india. Selain itu, masjid ini juga sudah beberapa kali mengalami perluasan.

 

5)        Masjid Raya Baiturrahman di NAD 

          Jika anda ingin melihat salah satu situs bersejarah yang masih bertahan hingga saat ini di Aceh maka cobalah untuk menyambangi Masjid Raya Baiturrahman. Masjid ini sendiri juga menjadi salah satu masjid terbesar dan termegah di Indonesia. Sedangkan untuk pembangunan masjid ini sendiri sudah dimulai sejak tahun 1973 pada masa Kesultanan Aceh. 

          Menurut sejarah, masjid ini ternyata juga pernah dibakar oleh Belanda di tahun 1973. Hal inilah yang memicu kemarahan masyarakat aceh dan akhirnya kembali membangun masjid. Arsitektur dari masjid ini sendiri diprakarsai oleh de Bruchi dengan gaya Moghul atau india. Selain itu, masjid ini juga sudah beberapa kali mengalami perluasan.

Pendidikan Islam di Malaysia dan di Indonesia sudah dapat dikatakan maju, karena pemerintah sangat menekankan pendidikan Islam dan nilai moral sangat diperlukan untuk pembangunan masyarakatnya. 

Pendidikan Islam di Malaysia dan di Indonesia bertujuan mengembangkan potensi individu secara menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelektual, rohani, emosi, dan jasmani, berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Tujuan ini dimaksudkan agar dapat melahirkan rakyat Malaysia dan Indonesia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan negara.

Jenis dan jenjang pendidikan Islam di Malaysia dan di Indonesia yaitu jenis  pendidikannya terdiri atas sekolah pondok, sekolah madrasah, dan sekolah agama Islam  lain. Adapun jenis lembaga pendidikan umum seperti Sekolah Kebangsaan, Sekolah Kluster, Sekolah Jenis Kebangsaan, dan lain sebagainya. Jenjang pendidikannya yaitu Prapendidikan Dasar, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah Pertama, Pendidikan Menengah Atas,

Pendidikan Pascapendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi


Referensi :

Abdullah, Amin. Filsafat Etika Islam: Antara Al-Gazali dan Kant. Cet. II; Bandung : Mizan, 2002.

Abdullah, Abdul Rahman Haji. Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan

Aliran. Cet. I; Jakarta : Gema Insani Press, 1997. No. 1 Juni 2015. 1626

A. Ibrahim, Qasim dan Muhammad A. Saleh. Buku Pintar Sejarah Islam: Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini.Cet. II; Jakarta : Zaman, 2014.

Aslinda, Andi. “ Pendidikan Islam di Malaysia : Jenis, Jenjang, Kebijakan, dan Tujuan Pendidikan, Vol. 18 

Daulay, Haidar Putra. Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara. Jakarta : Rineka Cipta, 2009.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung : PT. Syaamil Cipta Media, t.th.


Mukri. Moh. “Dinamika Pemikiran Fikih Mahzab Indonesia (Perspektif

Sejarah Sosial)”. IAIN Raden Intan Lampung. (Analisis, Volume XI, Nomor 2, Desember 2011)


0 Response to "PERBANDINGAN PENDIDIKAN ISLAM DI MALAYSIA DAN DI INDONESIA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel