-->

Iraq's Islamic Education Comparison

 



Iraq's Islamic Education Comparison

Khusniyatur Rofidah

IAI AL-KHOZINY

Islamic Education Comparison

 Abstract  

 

Iraq is one of the Islamic countries in the Middle East that is thick with Islamic teachings, especially Iraqi citizens who are predominantly Syiah Muslims. The way they learn Islam like other Eastern countries is Formal educational institutions, but there are 2 cities in Iraq that are considered sacred because they are the center of scientific civilization and the political center of Shia Muslims, namely Karbala and an Najful Ashraf. The striking difference between Iraq and Indonesia is in the majority of Islamic sects in their respective countries. Indonesian citizen, majority Sunni minority Syiah, but on the contrary, in Iraq, Shia adherents make up the majority, even up to 60% of the Muslims there. In this way, the socio-cultural aspects of each country are also different. Keywords  : Irak, Syiah and Islam


Introduction

    Irak adalah salah satu negara mayoritas muslim yang berada di Asia Barat.

Mayoritas muslim di negara Irak adalah muslim syiah dan minoritas muslim Sunni.   Irak merupakan suatu negara yang penerapan ajaran Islamnya sangat kental dan juga lemahnya rasa cinta tanah air pada negaranya dan lebih mementingkan kesukuannya.  Berbeda halnya dengan Indonesia, Indonesia salah satu negara mayoritas muslim, bedanya mayoritas muslim di Indonesia adalah Sunni bahkan penganut Sunni terbanyak berada di Indonesia. Indonesia merupakan negara berbudaya, dimana budaya dan ajaran Islam dapat membaur dalam kehidupan masyarakat tanpa menyalahi ajaran-ajaran agama. 

             

A. Negara Irak  1. Identitas Negara Irak  

Irak adalah salah satu negara di Timur Tengah atau Asia barat yang dilalui 2 sungai utama, Tigris dan Eufrat. Negara ini berbatasan dengan  Kuwait dan Arab Saudi di selatan, Yordania di barat daya,  Suriah di barat laut,  Turki di utara, dan Iran di timur. Ibu kota negara Irak adalah Baghdad. Bahasa resmi di Irak menggunakan bahasa Arab dan Kurdi.[1] 

Irak  berasal dari bahasa Arab, yang berarti  "tanah  sepanjang tepian sungai." Pendapat lainnya mengatakan bahwa Irak adalah sebuah rujukan kepada akar pohon  palma,  karena jumlahnya banyak  sekali di negara itu.  Wilayah Irak sebagian besar terdiri dari padang pasir, sebagian besar wilayahnya memiliki iklim yang kering.[2]

Sistem pemerintahan Irak adalah parlementer atau Republik. Sistem hukum Irak tidak menerapkan hukum Islam, namun Pengadilan dalam mengambil keputusan merujuk pada aturan-aturan Islam (hukum Syariah), misalnya mengenai perkawinan, perceraian.

2.      Islam Di Negara Irak  a. Madzhab di Irak  

Sekitar 75-80% penduduk Irak adalah bangsa Arab, kelompok etnis  utama lainnya adalah Kurdi (15-20%), Asiria, Turkmen  Irak dll (5%). Menurut  kebanyakan sumber-sumber barat, mayoritas 60% bangsa Irak adalah orang  Arab Muslim Syi'ah yang menganut madzhab Hanafi dan 40% lainnya muslim sunni yang dari seluruh populasi yang terdiri dari suku Arab, Kurdi dan Turkmen. Sumber lain menyebutkan Islam (97%), mayoritas Syiah (60%), Kristen atau lainnya (3%). Suku bangsa di negara Irak terdiri dari Arab (75–80%), Kurdi, Turkoman, Assyria (15%), dan Mandean, Shabaki, Yazidi dll (5%).[3] 

 

Dari prosentasi diatas penganut Islam Syiah mengikuti beberapa madzhab utama mereka yaitu Zaydi, Ismaili dan Ashariyya. Dan Hadits yang sering mereka gunakan hanya 4 kitab hadits yaitu ushul al-kafi, man la yaduruh al-Faqih, tahzib al-Ahkam dan al-Istibsar .[4]

b. Cara Masyarakat Belajar Islam   

Sejak abad ke-7 Masehi, Kufah merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam. Inilah kota bersejarah di Irak yang dibangun pada masa ekspansi pertama Islam ke luar Arab. Ali bin Abi Thalib memindahkan ibu kota dari kota Madinah ke kota Kufah. Kufah pun sempat menjadi pusat aktivitas intelektual umat Islam. Di sana telah lahir banyak ulama dan ilmuwan Muslim terkemuka.[5]  Dari situlah Islam masuk ke negara Irak. 

Ajaran Islam diajarkan dalam sistem pendidikan seperti pada umumnya yang ada di negara-negara Timur tengah lainnya: Tingkat Ibtidaiyah 6 tahun lamanya, Mutawassithah 3 tahun, Tsanawiyah 2 tahun, tingkat tinggi/universitas lamanya 4 tahun.

3.      Kota Suci di Negara Irak  

Irak terbagi menjadi 18 kota diantaranya ada yang dianggap sebagai kota suci yaitu Karbala dan an Najaful Asyraf. 

1) An najful Ashraf 

Najaf adalah sebuah kota di Irak yang terletak di selatan Baghdad. Kota ini adalah kota bersejarah dan pusat kekuatan politik Syiah yang telah ditinggali sejak pra-Islam. Di kota ini terdapat makam Imam Ali bin Abi Thalib as seorang figur sentral dalam ajaran Syiah. Banyaknya Hauzah Ilmiah (pusat studi Islam) menjadikannya sebagai salah satu kota penting dalam dunia Islam Syiah.6 

 

Najaf berasal dari kata bahasa Arab yang berarti Manjuf. Makna Manjuf adalah tempat berbentuk persegi panjang dan tinggi yang dikelilingi air. Karena letak geografisnya yang berbentuk persegi panjang dan lebih tinggi dari tempat sekitarnya maka tempat ini dinamai Najaf.7 

Sebelumnya, Najaf memiliki empat wilayah asli, yaitu Misyraq, Huwaish, Imarah dan Buraq. Masing-masing wilayah tersebut memiliki beberapa daerah kecil. Dengan adanya perluasan kota, secara keseluruhan Najaf terbagi menjadi dua kawasan, Kota Lama dan Kota Baru. Kota Lama meliputi empat wilayah lama, adapun Kota Baru adalah daerah-daerah yang baru ditambahkan.8  

Ada beberapa tahap dalam pendirian Hauzah Ilmiah Najaf 

(pusat studi Islam)9

     Syaikh Thusi pada awal abad ke-5 H pindah ke Najaf. Di sana ia mengadakan kajian-kajian ilmiah sehingga berhasil menjadikan kota tersebut sebagai salah satu pusat pendidikan dan kebudayaan Syiah.

     Syah Abbas berusaha mengembalikan Najaf sebagai pusat pendidikan dan memajukan Hauzah Ilmiah yang ada di sana. Dalam perundingannya dengan penguasa Dinasti Utsmani ia mengajukan supaya Najaf digabungkan dengan Iran. Menjawab hal itu, wazir Utsmani menyatakan, "menurutnya, nilai batubatu Najaf setara dengan ribuan manusia".[6]

     Kedatangan Mullah Ahmad Ardabili ke Najaf, dikenal dengan Muqaddas Ardabili, dan pengajaran yang diadakannya mempunyai andil besar dalam memajukan Najaf sebagai pusat pendidikan.

 

Mu’jam al-Buldān, jld. 5, hlm. 271. Lisān al-Arab, jld. 9, hlm. 334

 Al-Mahallāt al-Sakaniah al-Qadimah Fi Madinah al-Najaf

  

7 

8

     Pada abad ke-12 H Hauzah Ilmiah Najaf mengalami kemunduran dikarenakan pindahnya pelajaran Behbahani ke Karbala. Namun pada abad ke-13 H, Hauzah Ilmiah Najaf kembali maju berkat kiprah para ulama besar seperti Kasyif alGhita', Bahrul Ulum dan Syaikh Murtadha al-Anshari.

     Di masa Revolusi Konstitusi Iran, para mujtahid yang menetap di Najaf, antara lain, Akhund Khurasani dan Ayatullah Naini, mengepalai bidang pemikiran dan agama guna mendukung dan mengarahkan revolusi tersebut.

     Pada masa pemerintahan Ba'ath, Hauzah Ilmiah Najaf mengalami tekanan keras, meski demikian Hauzah Najaf berhasil bertahan dan tetap mejadi salah satu pusat pendidikan dunia Syiah yang produktif. 

Ada beberapa tempat bersejarah di kota Najaf diantaranya: Istana Khawarnaq, Benteng Najaf, Shafah Shafi Shafa, Takiah Bektasyiyah (Pondok Bektasyi), Makam Nabi Zulkifli as, dan Menara Namrudz.. 

Kota Najaf dinamakan kota suci karena ada beberapa Riwayat menjelaskan keutamaannya, diantaranya :  

  Diriwayatkan dari Imam Ali as, "Tempat pertama kali yang digunakan untuk beribadah kepada Allah ada di sebelah Kufah (Najaf), karena di sana lah para malaikat bersujud kepada Adam as atas perintah Allah."[7] 

  Diriwayatkan dari Imam Shadiq as, "Amirul Mukminin Ali as menjadikan Kufah (Najaf) sebagai Haram-nya, sebagaimana Nabi Ibrahim menjadikan Baitullah al-Haram dan Nabi Muhammad saw menjadikan Madinah sebagai Haram-nya."[8]

 

  Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali as, "Jika tabir penutup pandagan kalian disingkap, maka kalian akan melihat ruh orang-orang mukmin di padang ini (Padang Najaf). Mereka berkelompok-kelompok, saling mengunjungi dan berbincang. Ruh setiap mukmin berada di sini, sedangkan ruh orang-orang kafir berada di Barahut”.[9] 

Di kota Najaf juga banyak makam para sahabat, thabi’in, ulama, para raja dan bangsawan, masjid, madrasah dan perpustakaan ilmiah. Maka tak heran jika kota ini menjadi kota suci dan pusat pendidikan Islam Irak.  

Diantaranya madrasah yang ada di Najaf seperti Madrasah Miqdad Sayuri, Madrasah Mullah Abdullah, Madrasah Shahnu Syarif dll. Beberapa perpustakaan di kota ini diantaranya perpustakaan Alawi, perpustakaan Imam Amirul Mukminin as, perpustakaan Ayatullah Hakim dll.

2) Karbala 

Karbala merupakan tempat suci bagi muslim Syiah setelah Makkah dan Najaf. Menurut teks Syiah, nama kota ini diambil dari bahasa Arab yang berarti "Negeri Malapetaka" atau Karb al-Bala. Di pusat kota terdapat makam Husain bin Ali dan Abbas bin Ali, cucu Nabi Muhammad.  

Setiap tahun jutaan umat Syiah menyambangi makam Imam Hussein di kota Karbala untuk memperingati 40 hari kematiannya setelah hari Asyura. Di tempat ini, cucu Nabi Muhammad itu dibunuh usai berperang melawan Yazid ibn Muawiyah, Khalifah kedua bani Umayyah, dalam perang tahun 680.[10]  

Makam Husain adalah tempat ziarah untuk kaum Muslim

Syi'ah, terutama pada perayaan mengenang pertempuran Hari Asyura. Banyak peziarah lansia mengunjungi makam itu semata-

 

mata untuk menunggu ajal, karena makam itu dipercayai untuk salah satu gerbang menuju surga.   

Muslim Syi'ah menjadikan Karbala pusat instruksi dan penyebaran keagamaan, kota ini mempunyai sedikitnya 100 masjid dan 23 madrasah, di selangnya milik ulama terkenal, Ibnu Fahid, yang dibangun 440 tahun lalu. 

Kemasyhuran Karbala di kaum Syiah disebabkan Pertempuran Karbala pada 10 Oktober 680. Husain dan Abbas saudara kandungnya dikubur oleh seseorang dari suku Bani Asad. Selain itu Karbala berkembang pesat juga karena suksesnya para pemimpin Muslim.

4.      Perang Antar Negara

Perang Irak berlangsung dari tahun 2003-2011 yang dikenal dengan istilah “Pendudukan Irak” oleh Amerika Serikat. Tujuan perang antara negara Amerika Serikat dan Irak ini dalam hal invasi yaitu: menghancurkan senjata pemusnah, masal, menyingkirkan ancaman teroris internasional dan membebaskan rakyat Irak dari penindasan rezim Saddam Husein.[11] 

Invasi yang dimaksud adalah aksi militer dimana Angkatan bersenjata suatu negara memasuki daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain, hal ini AS melakukan invasi tanpa alasan dan merupakan fitnah Amerika pada Saddam Husein dan juga upaya untuk menguasai ladang minyak di negara Irak.

Jumlah kematian dipihak militer Amerika Serikat mencapai 2000 korban tewas.[12] Pada tanggal 15 Desember 2011, perang Irak dinyatakan berakhir ditandai dengan pernyataan penutupan misi militer pasukan Amerika Serikat di Irak oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta. Dalam hal ini Irak mengalami mengalami

 

kemunduran Pendidikan yang diakibatkan oeh perang antar negara tersebut. 

5.      Perbedaan Islam di Indonesia dan Irak   

Di Indonesia, MUI tidak pernah melarang ajaran Syiah kecuali menghimbau umat muslim agar meningkatkan kewaspadaan tentang kemungkinan beredarnya kelompok Syiah yang ekstrim.[13]

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai aliran Islam Syiah secara umum bukan merupakan aliran sesat. "Tidak sesat, hanya berbeda dengan kita," kata Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2012.[14]

Syiah dan Sunni adalah dua aliran besar dalam Islam yang lahir setelah Rasulullah wafat. Perbedaan antara dua aliran ini semakin meluas setelah terbunuhnya cucu Rasulullah dalam pertempuran Karbala (680 M).

Indonesia adalah negara mayoritas muslim Sunni terbesar dan yang lain tersebar di negara Arab, Turki, Pakistan, India dan Malaysia. Perbedaan Islam di Indonesia dan juga Irak tentu berbeda diantaranya Islam Sunni yang menganggap khalifah dan imam sebagai jabatan setara kepala negara yang dapat dipilih melalui majelis dan tidak terkait dengan tauhid. 

Rukun iman bagi orang Sunni seperti yang kita ketahui mengimani 6 rukun iman yakni iman kepada Allah, malaikat, kitab Allah, rasul, hari kiamat dan qada dan qadar.  

Rukun Islam bagi muslim Sunnni ada 5 yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan naik haji. Untuk hadits yang sering digunakan oleh muslim Sunni adalah yakni Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud,

Turmudzi dan Nasa’i.[15] 

 

Berbeda dengan paham Sunni, muslim Syiah menganggap Ali dan para pemimpin keturunan Rasulullah sebagai imam. Itulah sebabnya keimanan seseorang dianggap tidak sah meski secara tulus beriman kepada Allah dan Rasul Nya jika tidak ditopang oleh kepercayaan terhadap keimamahan Syiah. 

Terdapat 5 rukun iman muslim Syiah diantaranya iman kepada Allah, imamah, nabi rasul kitab dan malaikat, hari akhir dan keadilah Allah. Secara umum masih sama hanya berbeda pada imamah, yakni mereka mengimani adanya imam yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian. 

Rukun Islam bagi Muslim Syiah adalah shalat, zakat, puasa, haji dan wilayah. Dalam berwudhu penganut Syiah mengikuti anjuran surah al Maidah : 6 yaitu membasuh muka dan kedua tangan hingga siku, mengusap rambut dan kedua punggung kaki.  

Selain mengenai ajaran terdapat sedikit perbedaan pada sosial budaya di kedua negara ini diantaranya mengenai cara berpakaian mahasiswi di Irak harus benar-benar disesuaikan dengan ajaran Islam sesuai latar belakang budaya Islam di Irak, berbeda dengan cara berpakaian mahasiswi Indonesia tidak terlalu memperhatikan ajaran Islam. 

Masyarakat Irak juga terlalu mengutamakan kesukuannya dan kurang menjaga kerukunan sesama warga dan lemahnya rasa nasionalisme sehingga sering terjadi pertikaian antar bangsa, dan hal ini dapat mengganggu proses belajar anak bangsa.   

6.      Azan di Negara Irak  

Abad-abad penuh perpecahan antara Sunni dan Syiah memadat di sebuah sudut ibu kota Irak, Baghdad, dalam sejarahnya kedua aliran ini tak pernah surut alami perbedaan dan pertikaian. di mana muazin dari kedua aliran sahut-menyahut melantunkan lafal azan yang berbeda, meski terpaut hanya beberapa meter antara satu sama lain.  

Namun di sudut kecil Baghdad, perbedaan antara kedua aliran tidak menyurutkan niat umat saling menebar kebahagiaan. Kaum Sunni datang pada hari-hari besar Syiah dan begitupun sebaliknya.  

Kaum Sunni adzan dilantunkan lima kali dalam sehari seperti di Indonesia, sedangkan bagi kaum Muslim Syiah adzan hanya dilantunkan tiga kali sehari, yakni subuh, dhuhur dan maghrib.[16]  Dalam adzan ketentuan Syiah ditambahkan kalimat Hayya ‘alâ khair al-‘amal (mari berlomba menuju sebaik-baiknya amal) di penghujung azan.  Bahkan di sebagian masjid Syiah, muazin juga melafalkan kalimat kesaksian tentang Ali bin Abu Thalib sebagai wali Tuhan di Bumi.

7.      Pendapat   

Irak adalah salah satu negara mayoritas 60% muslim Syiah dari jumlah keseluruhan umat muslim di negara Irak. Ajaran dan doktrin Islam yang kuat tentunya bagi warga negara Irak karena didukung dengan mayoritas penduduknya. Syiah merupakan golongan Islam yang muncul setelah masa pemerintahan khulafaurrasyidin khususnya Sayyidina Ali bin Abi Thalib, mereka berkeyakinan penuh bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syiah) adalah  yang berhak menjadi khalifah dan pemimpin ajaran Islam

Berbeda dengan Indonesia, penduduk di Indonesia mayoritas mengikuti Islam Sunni, dimana aliran ini menganggap khalifah dan imam sebagai jabatan setara kepala negara yang dapat dipilih melalui majelis dan tidak terkait dengan tauhid. Perbedaan paling mencolok diantara keduanya adalah mengenai Imamah. 

KESIMPULAN

Irak adalah salah satu negara di Timur Tengah atau Asia barat yang dilalui 2 sungai utama, Tigris dan Eufrat. Mayoritas 60% bangsa Irak adalah orang  Arab Muslim Syi'ah yang menganut madzhab Hanafi dan 40% lainnya muslim sunni yang dari seluruh populasi yang terdiri dari suku Arab, Kurdi dan Turkmen. Ajaran Islam diajarkan dalam sistem pendidikan seperti pada umumnya yang ada di negara-negara Timur tengah lainnya  Ada 2 kota suci di Irak Karbala dan an Najaful Asyraf. Tahun 2003-2011 AS melakakan serangan terhadap Irak dengan tujuan mengenai hal invasi yang biasa disebut “Pendudukan Irak. Perbedaan Indonesia dan Irak paling mencolok adalah mengenai mayoritas pemeluk ajaran Syiah dan Sunni di masing-masing negara. Adzan untuk ajaran Syiah dan Sunni pun mempunyai perbedaan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mahallat al-Sakiniah al-Qadimah Fi Madinah al-Najaf

Bihar al-Anwar, Jilid 100

Hasib, Kholili, Sunni dan Syiah, Mustahil Bersatu (Bandung: Tafakur, 2014) 

Kustiani, Rini (2012-08-29). "NU: Syiah Tidak Sesat, Hanya Berbeda". Tempo.

            Diakses tanggal 2022-03-25

Lisan al-Arab, Jilid 9 

M. Alfatih Suryadilaga. Konsep Ilmu dalam kitab hadits Yogyakarta: Teras, 2009.

Madhi al-najaf Wa Hadhiruha, Jilid 1

Mu’jam al Buldan, Jilid 5.

S., Suryaningsih dan Agust Riewanto, 5 Motif Invasi AS ke Irak. Kompas: Maret

            2003.



[4] M. Alfatih Suryadilaga. Konsep Ilmu dalam kitab hadits (Yogyakarta: Teras, 2009). 55.

[6] Mādhi al-Najaf Wa Hādhiruha, jld. 1, hlm. 28-29

[7] Bihār al-Anwār, jld. 100, hlm. 232.

[8] Mādhi al-Najaf Wa Hādhiruha, jld. 1, hlm. 14

[9] Bihār al-Anwār, jld. 100, hlm. 235

[11] Suryaningsih, S dan Agust Riewanto, 5 Motif Invasi AS ke Irak (Kompas: Maret 2003), 23. 

[14] Kustiani, Rini (2012-08-29). "NU: Syiah Tidak Sesat, Hanya Berbeda". Tempo. Diakses tanggal 2022-03-25

[15] Kholili Hasib, Sunni dan Syiah, Mustahil Bersatu (Bandung: Tafakur, 2014)

0 Response to "Iraq's Islamic Education Comparison"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel